Jelang Musim Tanam, Petani Tuban Kesulitan Dapat Pupuk Bersubsidi
Sejumlah petani yang berada di wilayah Kabupaten Tuban mengaku kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi pada musim tanam tahun 2022 ini.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Ngopibareng.id, sejumlah petani tersebut mengaku telah berupaya mencari pupuk bersubsidi di beberapa kios luar desa, namun mereka tidak mendapatkan pupuk bersubsidi.
Bahkan, untuk mencukupi kebutuhan pupuk tanaman padi yang masih berusia sekitar dua minggu. Sejumlah petani tersebut rela membeli pupuk non subsidi dengan harga yang lebih mahal.
"Pupuk bersubsidi sulit pak. Saya sudah cari di mana-mana dan kios-kios yang ada di luar desa tapi tidak ada," terang petani di Desa Kembangbilo, Kecamatan Tuban, Lasmuji 54 tahun, Selasa 27 September 2022.
Lasmuji mengungkapkan, setiap kali musim tanam, sawah miliknya seluas satu bahu atau sekitar seperempat hektare membutuhkan pupuk sebanyak lima paket.
Namun, dari kelompok tani (Poktan) hanya mendapatkan jatah satu paket pupuk bersubsidi yang terdiri dari Urea dan NPK Ponska. Sehingga dia harus mencari pupuk tambahan untuk mencukupi tanamannya.
"Kalau yang bersubsidi harganya satu paket Rp260 ribu, tapi kalau tidak ada dan saya butuh, harga Rp400 perpaket tetap saya beli," imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan oleh petani lain di Desa Kembangbilo, Kecamatan Tuban, Parijan. Dia mengaku, pupuk bersubsidi saat ini sulit didapatkan padahal petani sangat membutuhkan. "Iya mas, pupuk bersubsidi sulit," pungkasnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan (DKPPP) Kabupaten Tuban, Eko Arif Yulianto mengungkapkan, untuk pagu alokasi pupuk bersubsidi berdasarkan perubahan ke-2 per Kecamatan sebelum terbitnya Permentan No. 10 Tahun 2022 masih lima jenis pupuk.
Lima jenis pupuk bersubsidi tersebut yakni, SP. 36, ZA, Urea, NPK dan Organik. "Saat ini untuk pupuk bersubsidi masih lima jenis," pungkas Arif.