Jelang Munas-Konbes NU, Kiai Said: Tak Terkait Pilpres
Perhelatan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 2019 tidak terkait dengan Pemilihan Presiden.
"Jadi (Munas-Konbes NU) tidak ada kaitannya dengan Pilpres. Tidak sama sekali," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Senin 25 Februari 2019.
Kiai Said menjelaskan, Munas-Konbes NU dilaksanakan dua kali selama lima tahun. Hal itu berdasarkan hasil Muktamar NU yang diselenggarakan di Makassar pada 2010.
"Sesuai amanat Muktamar Makassar bahwa Munas itu dilaksanakan dua kali dalam lima tahun. Sebelum Makassar sekali, setelah Muktamar Makassar dua kali dalam lima tahun," ucapnya.
"Sesuai amanat Muktamar Makassar bahwa Munas itu dilaksanakan dua kali dalam lima tahun. Sebelum Makassar sekali, setelah Muktamar Makassar dua kali dalam lima tahun," kata Kiai Said Aqil Siroj.
Adapun di antara tujuan dari Munas-Konbes NU sendiri, sambung Kiai Said, ialah untuk mengevaluasi, memberikan solusi, dan rekomendasi kepada semua pihak, termasuk pemerintah.
"(Jadi) Sama sekali tidak ada kaitannya dengan Pilpres," ia menegaskan.
Kiai Said mengatakan, sejak dulu, sekarang, dan selamanya NU bertanggung jawab menjaga keutuhan dan keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Maka NU selalu bersama konstitusi. NU Selamanya bersama konstitusi,” ucapnya.
Oleh karena itu, Kiai Said menegaskan bahwa siapa pun yang mengancam dan berupaya memcehah NKRI akan berhadapan dengan NU, sekali pun gerakan yang akan memecah belah tersebut beratasnamakan Islam.
“Atas nama apa pun dan siapa pun yang mengakibatkan perpecahan, adu domba sehingga negara kita terancam pecah, maka NU akan di depan melawan mereka,” ucapnya.
Kiai Said melanjutkan, NU sendiri pernah memutuskan bahwa kelompok Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DII) merupakan bughot atau separatisme, sehingga keberadaanya harus diperangi.
“Dulu DI/TII, juga NU memutuskan bahwa gerakan mereka adalah bughot, separatisme harus diperangi, tapi tidak mengkafirkan,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Munas-Konbes NU akan dilaksanakan di Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Banjar, Jawa Barat pada 27 Februari hingga 1 Maret 2019. (adi)
Advertisement