Jelang Muktamar 48, Ini Isu Penting Diperjuangkan Aisyiyah
Materi Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah di Surakarta mengangkat isu-isu aktual yang dihadapi oleh masyarakat, umumnya juga masyarakat kelas bawah. Isu tersebut bukan hanya diwacanakan tapi Muhammadiyah-‘Aisyiyah hadir memberi solusi atas isu tersebut. Salah satunya adalah isu stunting.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Masitoh Chusnan, dalam acara Media Gathering di Jakarta menyampaikan, ‘Aisyiyah pada Muktamar ke-48 ini membahas isu yang memang menjadi concern di ‘Aisyiyah, yang tidak masuk dalam materi pembahasan Muhammadiyah, yaitu isu stunting.
“Dari ‘Aisyiyah kami juga mengangkat isu strategis, ada yang sama dan ada juga yang berbeda dengan yang diangkat oleh Muhammadiyah. Saya melihat yang tidak diangkat Muhammadiyah itu isu strategis tentang stunting,” ujarnya, dikutip Rabu 9 November 2022.
Perjuangan Semua Pihak
Menurutnya isu stunting harus menjadi perjuangan semua pihak, lebih-lebih kaum perempuan. Isu stunting, imbuh Masitoh, sekaligus menegaskan bahwa ‘Aisyiyah sebagai gerakan perempuan Islam yang Berkemajuan memiliki perhatian khusus pada masalah anak dan perempuan.
“Karena bagaimanapun ‘Aisyiyah sangat memperhatikan kepada masalah-masalah perempuan dan anak, bagaimana perkembangan anak-anak itu kalau orang menjadi perhatian dan perjuangan kaum perempuan karena bagaimanapun ‘Aisyiyah memang sangat konsen terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh perempuan dan anak,” ungkapnya.
Guru Besar Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ini menjelaskan, stunting merupakan ancaman bagi masa depan generasi bangsa. Oleh karena itu, pada Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah memasukkan isu stunting ke dalam isu-isu strategis, karena ‘Aisyiyah tidak ingin Indonesia mengalami kemandegan generasi di masa depan.
Selain itu, pada Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah juga membahas materi Risalah Perempuan Berkemajuan. Risalah ini merujuk pada pemahaman Islam Berkemajuan yang dikonseptualisasi oleh Muhammadiyah.
“Tentang perempuan berkemajuan ini kita tentu mengacu kepada islam berkemajuan dari konsepnya Muhammadiyah, hanya saja lebih fokus ke masalah-masalah perempuan, disitu kami sudah punya naskahnya yang nanti akan di sahkan di Muktamar,” tuturnya.