Jelang Meninggal, Cak Nur Masih Ingin Shalat
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo, dr. Atok Irawan mengungkapkan, sejak hari Rabu 19 Agustus 2020 telah melihat tanda-tanda Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifudin, terpapar virus corona atau Covid-19.
Ia menceritakan, pada hari Rabu itu ia ditelepon oleh almarhum Cak Nur yang masih berada di Jakarta meminta untuk dilakukan foto toraks. Kemudian, setelah tiba sekitar pukul 14.00 WIB langsung menjalani foto toraks dan hasilnya ditemukan adanya pneumonia di paru sebelah kiri.
“Saya bilang untuk rawat inap, cuma beliau ngomong waduh saya nanti sore jam 18.00 WIB ada rapat paripurna, saya minta rawat jalan dan obat saja,” ungkap Atok sembari meniru jawaban dari Cak Nur, Sabtu 22 Agustus 2020.
Akhirnya, permintaan Cak Nur ia terima dengan catatan untuk istirahat cukup dan menjaga asupan nutrisi.
Ia juga sempat mengecek langsung kondisi Cak Nur melalui Whatsapp ketika libur, tepatnya di hari Kamis 20 Agustus 2020 dan Jumat 21 Agustus 2020. Namun pesan Atok tak dibalas.
“Tadi pagi, istri saya ditelepon Bu Wabup (istri Cak Nur) meminta (suaminya) untuk dijemput, rawat inap, langsung kita jemput. Saat sampai, beliau berkeras minta turun ingin shalat, pas itu kemudian sesak,” katanya.
Setelah itu, Cak Nur langsung dibawa menuju ruang perawatan untuk mendapat perawatan intensif dengan menggunakan ventilator. Sayang, karena kondisinya yang lemah karena dua hari tidak makan membuatnya drop, dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada 15.30 WIB.
“Jantung berhenti mendadak karena koagulasi (pembuntuan pembuluh darah di Jantung),” pungkasnya.