Jelang Lebaran, Kedunggaleng Produksi Puluhan Ton Marning
Salah satu kue kering tradisional yang banyak beredar saat lebaran adalah marning. Jajanan berbahan baku jagung itu banyak diproduksi di Kelurahan Kedunggaleng, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo.
Lurah Kedunggaleng, Achmad Faiz mengatakan, ada sebanyak 30 keluarga yang memroduksi marning di wilayahnya. Selama bulan Ramadhan ini, para perajin yang tersebar di sejumlah rukun tetangga (RT) itu menyerap sekitar 40 ton jagung untuk membuat marning.
Banyaknya perajin marning membuat Kelurahan Kedunggaleng berjuluk Kampung Marning di Kota Probolinggo. Hal itu juga didukung sentra pertanian penghasil jagung di kawasan Kota Probolinggo belahan selatan.
“Marning dari Kedungasem banyak memenuhi pasar di Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, hingga Lumajang. Rasanya gurih dan renyah, harganya murah meriah,” kata Faiz.
Beberapa hari mendekati hari raya (Idul Fitri) Kampung Marning Kedunggaleng semakin sibuk. Puluhan ibu rumah tangga merebus butir-butir jagung. Setelah itu butir-butir jagung dijemur di bawah terik matahari.
Halaman rumah, teras, hingga tanah kosong di Kedunggaleng pun tampak seperti lautan marning. Aroma jagung diresbus dan marning digoreng pun menyeruak di setiap sudut kampung di belahan tenggara Kota Probolinggo itu.
Selain dijual matang dan dikemas, marning “made in Kedunggaleng” juga dijual mentah. Varian rasanya pun beragam mulai yang original, rasa sapi panggang, jagung manis, dan pedas.
Khoriyah, 42 tahun, perajin marning menceritakan, proses pembuatan marning tidak sulit. Caranya, jagung pipilan kering direndam dalam air bercampur kapur (gamping) selama 2-3 jam.
Setelah itu jagung direbus di atas tungku dengan nyala api besar selama 5-8 jam. Butir jagung yang matang akan terlihat mekar (merekah). Setelah itu jagung ditiriskan lalu dijemur di bawah terik matahari hingga benar-benar kering.
Setelah itu jagung digoreng dan ditaburi bumbu seperti, garam, gula, daun jeruk purut, dan bumbu lainnya. Marning pun telah siap dikemas dalam bungkusan besar, sedang, hingga kecil sesuai dengan permintaan pasar.
“Bulan Ramadhan ini menjadi berkah tersendiri bagi perajin marning. Saya di luar bulan puasa hannya memroduksi 50 kilogram marning. Di bulan puasa ini permintaan marning hingga 2 kuintal per pekan,” kata Khoriyah.
Marning mentah djual dengan Rp15.000 per kilogram (kg). Banyak pedagang marning dari lokal Probolinggo, Pasuruan, hingga dari Lumajang yang datang ke Kampung Marning Kedunggaleng.
Hal senada diungkapkan Taufik, perajin marning lainnya di Kedunggaleng. “Selama bulan Ramadhan saya menghabiskan bahan baku jagung hingga 1 ton,” katanya.
Taufik mengaku, memproduksi empat varian rasa marning yakni, rasa sapi panggang, jagung manis, pedas, dan original. Marning produksiya dikemas 0,5 kilogram dengan Rp17.000.
“Marning yang saya produksi mereknya ‘Jamoedin’ banyak dipesan pembeli asal Pandaan, Pasuruan, Banyuwangi dan kota lain," katanya.