Jelang Lebaran, Bisnis Parsel di Mojokerto Menggeliat
Memasuki pertengahan Ramadan ini, bisnis pembuatan parsel mulai kebanjiran pesanan dari para pelanggan. Pasangan Ferry Prassetya 41 tahun dan Umi Safitri 30 tahun pengusaha parsel warga Lingkungan Kemasan, Kelurahan Blooto, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto selalu kebanjiran pesanan parsel selama Ramadan.
Pasalnya bisnis usaha parsel sudah mulai disibukkan dengan berbagai pesanan. Pesanan parsel lebaran itu, tidak hanya dari Mojokerto, tapi juga dari Jombang, Gresik dan Sidoarjo.
Parsel yang diproduksi oleh pasutri di Kota Onde-onde itu bukan hanya berupa makanan kue-kue lebaran, melainkan juga berupa gelas, piring serta perabotan rumah tangga, bergantung pada permintaan konsumen.
Parsel dikemas mulai dari rotan, kardus, kotak plastik, hingga tas kain. Para pemesan merupakan instansi pemerintah, perusahaan swasta, pelaku industri rumahan, serta perorangan. Harga parsel bervariasi tergantung isi dan kemasan yang digunakan. Mulai dari Rp 85 ribu hingga termahal mencapai Rp 1,75 juta.
Ferry mengaku keuntungan yang didapat selama Ramadan cukup fantastis. Di pertengahan bulan puasa ini saja mereka mendapatkan omzet sebesar Rp 37,5 juta. "Harga sesuai dengan permintaan pemesan. Sudah 5 tahun setiap momen lebaran menggeluti bisnis ini," kata Ferry kepada wartawan, 27 Maret 2024.
Hingga pertengahan bulan suci Ramadan tahun 2024 ini sudah sekitar 400 parsel yang sudah dikerjakan. Puncak pesanan biasanya seminggu sebelum lebaran. "Ramai-ramainya pesanan biasanya H-7 lebaran. Tahun lalu total order 637 parsel sampai lebaran, malam takbir saya masih keliling kirim," ujarnya.
Ferry dan Umi biasa memasarkan produknya ke instansi pemerintah, perusahaan swasta, serta secara online melalui akun Facebook Umik Safitri. Ia bersyukur sebab order parsel lebaran mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. "Alhamdulillah setiap tahun ada peningkatan karena masyarakat inginnya instan," tandasnya.