Jelang Imlek, Warga Betawi Berburu Bandeng di Rawa Belong
Menjelang perayaan tahun baru Imlek, Jalan Raya Pasar Belong Jakarta Barat berubah menjadi Pasar Kaget yang khusus menyediakan ikan bandeng. Para pedagang musiman ini mendirikan lapak di atas trotoar dengan mengambil hak pejalan kaki. Sering menimbulkan macet, dan membuat jengkel pengguna jalan.
Pasar Kaget Rawa Belong
Pasar Bandeng Rawa Belong ini erat kaitannya dengan perayaan Tahun Baru Imlek yang kali ini jatuh pada hari Selasa 1 Februari 2022. Bagi masyarakat Tionghoa, ikan bandeng merupakan salah satu sajian yang dihidangkan pada saat sembahyang menyambut tahun baru.
Uniknya, menjelang Tahun Baru Imlek ini, sebagian besar pembeli bandeng Imlek di kawasan Pasar Rawa Belong, Jakarta Barat, justru berasal dari warga Betawi. "Kebanyakan pembelinya orang Betawi. Yang Tionghoa malah sedikit. Ya soalnya sudah tradisi orang Betawi dengan bandeng tahunan ini. Tradisinya sudah membaur dengan Tionghoa," kata Sukidi salah seorang pedagang bandeng di Pasar Rawa Belong kepada Ngopibareng.id Jumat 28 Januari 2022.
itu mengaku telah berjualan bandeng tahunan di Pasar Rawa Belong sejak 1969. Pria 58 tahun ini mengatakan, dia mendapatkan bandeng dari Muara Baru dan Muara Angke, Jakarta Utara serta dari Brebes Jawa Tengah.
Bandeng Imlek yang dijual pedagang di Rawa Belong, lain dengan bandeng sehari-harinya yang dijual di pasar atau pedagang sayur keliling. Pasalnya, bandeng ini kehadirannya hanya setahun sekali dan ukurannya cenderung lebih besar dibandingkan bandeng biasa.
Namun, untuk tahun ini Sukidi tidak berani mendatangkan bandeng jumbo seperti sebelum Covid. "Dulu yang beli bandeng sampai berebut cari super jumbo, sekarang boro-boro, yang standar saja tidak laku-laku, sepi," kata Sukidi sembari membasahi bandengnya dengan air, supaya kelihatan segar.
Tradisi Bandeng saat Imlek
Menurut Budayawan Betawi Ridwan Saidi, Tahun Baru Imlek telah dikolaborasi dengan tradisi Betawi dalam bentuk mengantar ikan bandeng kepada mertua. Tradisi ini biasanya hanya dilakukan oleh pihak menantu pria kepada mertuanya.
Meski hukumnya tidak wajib, tradisi mengantar bandeng ke mertua ini masih dipegang teguh oleh pria-pria Betawi. Sebab, jika mereka tidak melakukannya, siap-siap saja mereka akan diacuhkan oleh sang mertua.
"Kalau enggak nganter (bandeng), enggak kesohor sama mertuanya. Ya, tradisinya memang begitu. Yang punya rezeki, paling banyak nganternya. Malahan, banyak yang pada saingan atau adu gengsi antar menantu dan ingin lebih banyak nganternya," kata Ridwan.
Biasanya, bandeng tersebut lantas digoreng atau dimasak dengan kuah dan disantap bersama keluarga. "Jangan heran kalau pembeli ikan bandeng di Pasar Rawa Belong sebagian orang Betawi, bukanTionghowa," kata Budayawan lulusan Fisipol Universitas Indonesia itu.
Kebiasaan memasak dan memakan ikan bandeng sebenarnya berasal dari budaya Betawi. Namun kebiasaan warga Betawi makan bandeng tidak berkaitan langsung dengan perayaan Imlek. Warga senang karena banyak ikan bandeng yang dijual tiap menjelang hari perayaan Imlek, terutama pedagang ikan bandeng yang bisa meraup jutaan rupiah untuk berjualan tersebut.
Filosofi Ikan Bandeng
Secara alami, ikan bandeng memiliki duri yang banyak dan halus. Tetapi hal ini tidak menjadi alasan bagi masyarakat Tionghoa untuk menyantapnya. Bandeng dengan duri yang banyak, melambangkan keberuntungan dan sumber rezeki.
Dalam bahasa Mandarin, kata 'ikan' sama bunyinya dengan kata 'yu' yang berarti rezeki. Jadi dengan makan ikan saat Imlek, diharapkan bisa mendapat rezeki berlimpah sepanjang tahun.
Selain itu, duri ikan dengan julukan milk fish ini dianggap sebagai rintangan bagi manusia dalam menjalani hidup. Dibutuhkan kehati-hatian dan kesabaran untuk menyantap ikan bandeng, demikian juga dalam menjalani hidup. Meski demikian, ada akhirnya semua bisa menikmati hasil yang memuaskan.
Disajikan utuh
Ikan bandeng haruslah disajikan dalam keadaan utuh mulai dari kepala hingga ekor. Cara penyajian ini juga mengandung makna agar rezeki yang didapat selalu mengalir utuh mulai awal tahun hingga akhir tahun.
Ikan pantang disajikan dalam keadaan terpotong-potong. Jadi orang China akan memilik ikan bandeng utuh ketika berbelanja ke pasar.
Memotong ikan menjadi beberapa bagian dan menyajikannya ketika Imlek diartikan sebagai rezeki yang tidak utuh. Selain ikan bandeng, jenis ikan lain seperti ikan mas atau ikan lele juga selalu disajikan dalam keadaan utuh.
Cara Menyantap Ikan Bandeng
Makanan saat perayaan Imlek dianggap begitu spesial, bahkan cara menyantapnya saja diatur sedemikian rupa dengan makna mendalam. Ketika menyajikan ikan bandeng, bagian kepala harus menghadap orang yang dituakan atau dihormati.
Saat jamuan makan dimulai, orang pertama yang boleh mengambil ikan ini yakni orang yang dituakan. Baru kemudian anggota keluarga lainnya boleh ikut mengambil daging ikan bandeng. Daging ikan harus disantap perlahan.
Setelah daging pada satu sisi ikan habis, maka ikan tidak boleh dibalik. Untuk mengambil daging di sisi lainnya yakni dengan cara mengangkat bagian duri di tengah ikan.
Selain ikan bandeng, ayam yang disajikan secara utuh, dan buah jeurk, juga menjadi menu wajib untuk menyambut tahun baru Imlek.