Jelang Imlek, Harga Daging Babi Melonjak Tinggi
Wabah Flu Babi Afrika yang sedang melanda China menyebabkan menipisnya cadangan daging babi. Hal ini menyebabkan harga babi melambung dan menyumbang tingginya inflasi di negara Tirai Bambu itu. Daging yang mahal menyebabkan pengeluaran Imlek semakin banyak.
Tingginya inlasi yang dipicu naiknya harga babi diumumkan oleh Biro Statistik Nasional China, pada Kamis 9 Januari 2020.
Pemerintah menunjukkan harga babi melonjak hampir dua kali lipat pada Desember 2019, dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun lalu. Harga makanan secara keseluruhan naik hingga 17,4 persen di periode yang sama.
Kelangkaan daging babi menjelang Imlek membuat pemerintah mengeluarkan lebih dari 100 ribu ton daging babi dari gudang penyimpanan selama beberapa minggu terakhir.
“Dengan perubahan yang positif pada produksi daging babi, dikeluarkannya daging beku dari gudang penyimpanan ke pasar, serta ditingkatkannya impor, kekurangan suplai daging babi telah sedikit berkurang,” kata Biro Statistik Nasional China, dikutip dari dw.com, pada Jumat 10 Januari 2020.
China adalah produsen sekaligus konsumen terbesar daging babi. Meningkatnya impor daging babi menyebabkan harga babi meningkat di seluruh dunia.
Flu Afrika pada babi telah mewabah di China sejak Agustus 2018. Meski tak membahayakan bagi manusia, pemerintah setempat telah membasmi lebih dari satu juta babi untuk membendung penyebaran virus.
Para ahli memprediksi kelangkaan akan terus berlanjut, akibat banyaknya peternak babi di China yang menghentikan usaha beternak babi atau sedang membangun kembali peternakannya.