Jelang Imlek, 17 Kasus Misterius Mirip SARS Ditemukan di China
Terdapat 17 kasus virus yang menyerupai gejala SARS muncul di China, pada Minggu, 19 Januari 2020. Tiga kasus yang dilaporkan dalam kondisi berat menyebabkan munculnya ketakutan menjelang Imlek, tahun baru yang diikuti tradisi bepergian oleh ratuan juta penduduk China.
17 kasus baru berada di Wuhan, dipercaya sebagai pusat munculnya wabah, dua di antaranya disebut parah dengan dua pasien sangat kritis sehingga tak bisa dipindahkan, kata pihak berwenang setempat. Pasien yang terinveksi berusia 30 hingga 79 tahun.
Virus itu kini telah menginveksi 62 orang di Wuhan, dengan 8 dalam kondisi berat, 19 yang lain telah sembuh dan keluar dari rumah sakit, sementara sisanya berada di ruang isolasi.
Pihak berwenang mengatakan telah mengoptimalkan pemeriksaan kasus pneumonia di seluruh bagian negara, untuk mengidentifikasi penduduk yang terjangkit serta melakukan deteksi diikuti hasil tes uji sampelnya.
Sejauh ini, belum diketahui adanya penularan antar manusia, namun Komisi Kesehatan Wuhan telah mengatakan jika kemungkinan itu ‘tak bisa diabaikan’, dikutip dari The Guardian.
Wali Kota Wuhan, Chen Xiexin mengatakan jika kamera CCTV dan thermometer infrared telah dipasang di bandara, stasiun dan stasiun kecil di sepanjang kota.
Pemerintah Amerika Serikat telah mengumumkan untuk melakukan screening pada penumpang penerbangan langsung yang berasal dari Wuhan, di Bandara San Fransisco, New York, serta Los Angeles.
Thailand mengatakan telah melakukan screening pada penumpang yang mendarat di Chiang Mai dan Puket, serta berencana mengenalkan alat serupa di resort Pantai Krabi.
Wuhan adalah kota dengan 11 juta penduduk. Kota ini berfungsi sebagai kota perantara transportasi yang penting, termasuk pada perayaan Imlek yang dimulai pekan ini. Masa ketika ratusan juta penduduk China bepergian untuk mengunjungi keluarga.
Sedangkan, jenis Coronavirus baru ini membuat kekhawatiran, lantaran memiliki kaitan dengan sejumlah sindrom pernafasan akut, yang telah menewaskan sekitar 650 orang di China dan Hong Kong, tahun 2002 hingga 2003.
Advertisement