Jelang Idul Adha, Kadinkes Jatim: Orang Madura Tunda Toron Ya!
Budaya 'toron' atau pulang pulang kampung, biasanya dilakukan warga keturunan Madura menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha. Budaya toron orang Madura saat Idul Adha ini, bahkan lebih heboh dibanding "toron" saat Idul Fitri.
Namun, karena angka positif COVID-19 di Bangkalan yang mengalami kenaikan drastis, maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur meminta masyarakat Madura untuk menunda pulang kampung atau unjung-unjung saat Toron nanti.
Kepala Dinas Kesehatan Jatim, dr Herlin Ferliana mengatakan, saat ini pandemi Covid-19 di Jawa Timur, khususnya di Surabaya dan Madura belum usai. Maka dari itu, ia meminta warga untuk menahan diri tidak berkumpul atau mobilitas ke wilayah-wilayah lain.
"Sekarang kita belum lepas dari pandemi. Saya sebagai orang Madura memohon dan meminta kepada warga semua, untuk kita sabar dulu. Jangan berkerumun, membatasi mobilitas. Kalau ada hal yang penting, kita kerjakan dulu dari rumah. Kita tunggu dulu sampai keadaan sampai normal, termasuk jangan Toron dulu," kata Herlin, Selasa 8 Juni 2021.
Selain itu, ia meminta warga Madura khususnya dan Jatim umumnya, untuk tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19. Yakni 5M. Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Ia tak ingin ada klaster-klastet penularan baru, jika masyarakat tak mau patuh dengan 5M.
Masyarakat Diminta Sabar Jelang Toron
"Sudah ayo sabar dulu saja ya. Semakin kita banyak bergerak, semakin berkerumun, maka penularan virus bisa semakin cepat. Maka sabar dulu, ditahan dulu ya," katanya.
Masuk Surabaya Wajib Swab
Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan aksi cepat menanggapi lonjakan kasus virus corona atau Covid-19 yang terjadi di Kabupaten Bangkalan dalam beberapa hari terakhir.
Setelah dilakukan penyekatan dan swab antigen di tempat, kini Pemkot Surabaya memberlakukan kebijakan baru yakni seluruh pengendara baik orang Madura maupun non- Madura yang berasal dari Bangkalan wajib menunjukkan surat keterangan hasil swab antigen atau swab PCR sebelum masuk Kota Pahlawan.
Hal ini merupakan tindak lanjut hasil rapat koordinasi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Timur. Di mana, untuk mempermudah screening Wakil Kepala Kapolisian Daerah (Wakapolda) Jatim, Brigadir Jenderal Polisi Slamet Hadi Supraptoyo meminta agar seluruh pengendara yang keluar kota harus menunjukkan surat swab.
Sebab, sebelumnya pihak Pemda Bangkalan hanya menggunakan stiker sebagai penanda yang dinilai tidak efektif. "Jadi di sana (Bangkalan) tidak menerima surat tapi pakai stiker, makanya dalam rapat di sisi bangkalan belum siap. Baru mulai hari ini pakai surat, kata Pak Wakapolda harus pakai surat," ujar Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, Selasa 8 Juni 2021.