Jelang Idul Adha, Harga Sapi di Probolinggo Naik Rp1-1,5 Juta
Sekitar dua pekan menjelang Idul Adha, harga sapi di Pasar Hewan Wonoasih, Kota Probolinggo naik sekitar Rp1-1,5 juta per ekor. Sisi lain, populasi sapi di Kota Probolinggo dilaporkan mencukupi untuk kebutuhan hewan kurban saat Idul Adha, akhir Juni 2023 ini.
“Sejak hari pasaran, Sabtu lalu, harga sapi sudah merambat naik. Juga semakin banyak sapi yang dijual dibandingkan hari-hari pasaran sebelumnya di Pasar Hewan Wonoasih,” kata Kabid Perdagangan, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP), Kota Probolinggo, Suryanto, Senin, 12 Juni 2023.
Seperti diketahui, pasar hewan di Jalan Kiai Syafi’i, Kota Probolinggo itu beroperasi dua kali dalam sepekan yakni, setiap Selasa dan Sabtu. Pasar yang terletak di selatan Kota Probolinggo ini menjadi satu-satunya pasar sapi di Kota Probolinggo.
Suryanto juga melaporkan, harga sapi merambat naik antara Rp1-1,5 juta per ekor mendekati Idul Adha. “Kenaikan harga sapi Rp1-2 juta ini berlaku untuk seluruh jenis dan ukuran sapi di Pasar Hewan Wonoasih,” katanya.
Dicontohkan, harga sapi Limousin yang sebelumnya Rp30-31 juta, pada pekan terakhir pasaran api (Sabtu, 10 Juni 2023) lalu, menjadi Rp32-33 juta per ekor. Sedangkan sapi di luar Limousin dengan ukuran yang lebih kecil yang sebelumnya Rp19-20 juta naik menjadi Rp20-21 juta per ekor.
Suryanto meminta warga tidak khawatir akan kehabisan stok sapi untuk hewan kurban sebab stoknya melimpah. “Populasi sapi di Kota Probolinggo mencapai 5.680 ekor, dipastikan cukup untuk kebutuhan hewan kurban saat Idul Adha,” katanya.
Untuk mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD), DPKPP Kota Probolinggo terus melakukan vaksinasi PMK dan LSD per kelurahan di lima kecamatan. “Kami juga terus memantau kesehatan hewan kurban lainnya seperti, kambing dan domba,” ujarnya.
Terkait penyebaran LSD, DPKPP melakukan pengawasan keluar-masuknya sapi ke Pasar Hewan Wonoasih. “Sapi yang hendak keluar dari Kota Probolinggo diwajibkan sudah divaksin PMK dan LSD,” kata Suryanto.
Sekitar dua pekan menjelang Idul Adha, geliat penjual hewan kurban dadakan mulai bermunculan di sejumlah tempat di Kota Probolinggo. Para pedagang dadakan itu berjualan di pinggir-pinggir jalan dan lahan kosong di sejumlah tempat.
“Seperti sebelumnya, tahun ini kami pun membuka bursa hewan kurban berupa sapi, kambing, dan domba di pesantren kami,” ujar Cahyo Wicaksono dari Pesantren Al Ihsan. Dikatakan pesantren di bawah Yayasan Hidayatullah itu sengaja membuka bursa hewan kurban untuk melayani internal Pesantren Al Ihsan dan kaum muslimin pada umumnya.
Untuk mendapatkan harga hewan kurban yang relatif murah, Suyono, warga Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo mengaku, membeli ternak sekitar satu-dua bulan menjelang Idul Adha.
“Setelah sapi, domba, atau kambing dibeli, langsung dititipkan ke peternak untuk dirawat. Nanti saat Idul Adha, ternak itu diambil. Dengan cara demikian, harganya ternak plus biaya titip perawatan masih jauh lebih murah dibandingkan membeli ternak mendekati hari H Idul Adha,” katanya.