Jelang HUT RI, Wagub Emil Ajak Hargai Perbedaan
Jelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Kemerdekaan Negara Republik Indonesia, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan. Ini karena nilai-nilai tersebut dinilai kerap mendapat ujian di tengah era globalisasi dan kemajuan teknologi.
"Kondisi global mengalami banyak perkembangan hari ini, nilai-nilai kebangsaan kita harus diperkuat, karena kerap kali diuji. Dimana ada perbedaan-perbedaan pandangan yang berpotensi untuk menciptakan perpecahan,” ucap Emil usai menghadiri Kirab Budaya dan Pemasangan Bendera Merah Putih super Akbar di Masjid Al-Akbar Surabaya (MAS), Kamis 15 Agustus 2019.
Emil mengatakan, kini saatnya seluruh masyarakat harus fokus untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan. Salah satu upayanya adalah dengan menerima dan menghargai adanya perbedaan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, serta bahu-membahu untuk membawa bangsa Indonesia menjadi lebih maju.
“Ini saatnya kita harus fokus, karena tantangan global semakin berat, jangan terfokus perhatiannya justru untuk hal-hal yang tidak membawa bangsa kita lebih maju,” katanya.
Upaya lainnya, imbuh Emil, adalah dengan menghargai perjuangan para pahlawan, serta kembali mempelajari sejarah, bahwa Indonesia didirikan di atas kemajemukan. Yang kemudian dipersatukan oleh nilai-nilai kebangsaan yang dituangkan dalam Pancasila, UUD 1945, guna mewujudkan NKRI dan menghargai Kebhineka Tunggal Ikaan.
“Jadi mari kita introspeksi, bahwa masih banyak masalah yang fundamental di tengah-tengah bangsa kita. Itulah tugas kita untuk mencarikan solusinya, karena yang menentukan nasib bangsa kita bukan orang lain, tapi kita sendiri,” tegasnya.
Senada dengan Emil, istri Wagub Jatim Arumi Emil Dardak mengatakan, seluruh masyarakat, khususnya generasi muda, harus mengingat bahwa bangsa ini telah memiliki sebuah kemewahan yang sangat istimewa, yaitu kemerdekaan. Kemewahan ini diperoleh di atas perjuangan para pahlawan yang menggunakan bambu runcing.
“Pada jaman dulu, para pahlawan kita menggunakan bambu runcing untuk dapat merebut kemerdekaan NKRI. Tapi kita jangan lupa dan jangan lengah, masih banyak pekerjaan rumah ke depan,” kata wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jatim ini.
“Kalau dulu kita merebut kemerdekaan dan kemajuan dengan bambu runcing, maka bambu runcing yang dimiliki oleh Indonesia sekarang ini adalah Anda semua, para anak-anak muda. Karena Anda adalah penerus bangsa, dan mungkin nanti salah satu yang hadir di sini bisa jadi presiden, jadi menteri, jadi pengusaha,” lanjutnya.
Sebagai informasi, bendera akbar yang dikibarkan di Menara Masjid Al-Akbar Surabaya setinggi 99 meter ini berukuran 17x25 meter. Sebelum pengibaran bendera tersebut, dilaksanakan kirab budaya yang diikuti oleh sekitar lima ribu peserta. Mereka antara lain terdiri dari siswa SMA/SMK di Surabaya, mahasiswa dan elemen masyarakat Jawa Timur.
Kirab itu diawali oleh atraksi drum band yang dibawakan sejumlah siswa SMK Pelayaran Bhakti Samudera Surabaya, kemudian dimeriahkan pula oleh Tarian Sufi As-Syiqien Mojokerto, dan Gambus El Kiswah.