Jelang HUT RI, Puluhan Pedagang Bendera dari Garut Serbu Pantura
Ada yang menarik di antara ratusan pedagang Bendera Merah Putih, umbul-umbul, dan aksesoris untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan RI, yang berjualan di jalur jalan pantai utara (Pantura) Jawa Timur.
Selain pedagang lokal, ternyata ada puluhan pedagang musiman dari Garut, Jawa Barat yang ikut berjualan di sejumlah kota/kabupaten di Pantura.
“Ya sudah lama, kami para pedagang bendera dari Garut berjualan menjelang Agustusan (17 Agustus) di sejumlah daerah di Jawa Timur,” ujar Evan, pedagang asal Garut, Jawa Tengah, Selasa, 2 Agutus 2022.
Evan yang berjualan di Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo itu mengaku, bersama rombongan sebanyak 43 orang berangkat dari Garut sejak akhir Juli 2022 lalu. “Kelompok kami ada 10 orang, menyewa rumah di Desa Karanggeger, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo,” ujarnya.
Ke-43 orang penjual bendera itu kemudian disebar di sejumlah titik di Probolinggo (kota dan kabupaten), Pasuruan (kota dan kabupaten), Bondowoso, hingga Situbondo. “Setiap daerah disediakan sebuah mobil Suzuki Gran Max untuk operasional,” kata Evan.
Hal senada diungkapkan Mashur, juga penjual bendera dari Garut, Jawa Barat. Ia mengaku, berjualan bendera dan aksesoris lain di Jalan Panglima Sudirman, Kota Probolinggo sejak Senin, 1 Agustus 2022.
“Kami dari Garut bersama-sama berjualan bendera di sejumlah daerah di Jawa Timur, sejak empat tahun silam,” katanya.
Ditanya harga barang yang dijual, Mashur mengatakan, tergantung jenis, model, hingga ukuran. Umbul-umbul misalnya dijual Rp55.000 hingga Rp85.000 per buah. Bendera kecil dijual Rp15.000, sedang Rp45.000, dan bendera besar Rp135.000 per buah.
“Yang paling laku, Bendera Merah Putih ukuran sedang yang biasa dipasang di depan rumah warga,” kata Mashur. Dikatakan kalau sedang ramai, ia bisa menjual 5-10 bendera ukuran sedang per hari.
Mendekati 17 Agustus biasanya jualan bendera dan aksesoris Agustusan itu semakin laris. “Syukurlah sekarang omzet penjualan lumayan, beda saat pandemi Covid-19 masih merebak, dagangan ikut sepi,” ujarnya.
Pengakuan serupa diungkapkan Evan terkait larisnya jualannya menjelang Agustusan tahun 2022 ini. “Nanti, setelah 17 Agustus kami bersama rombongan pulang ke Garut, mudah-mudahan masih ada sedikit keuntungan untuk anak istri di rumah,” katanya.
Evan mengaku, pernah punya pengalaman pahit ketika barang dagangannya ditilap pembeli. “Ada pembeli nakal, menyelipkan barang dagangan saya seharga Rp500.000 di dalam tasnya,” ujarnya.
Ia mengaku, baru tahu ditipu setelah barang dagangan dihitung dicocokkan dengan perolehan uang di rumah sewaan. “Saya masih ingat, hari itu kebetulan hanya ada seorang pembeli, kok barang yang harganya Rp500.000 gak ada?” kenangnya.