Jelang Hari Air Sedunia, Jatim akan Terapkan 3R di Sungai Brantas
Menjelang Peringatan Hari Air Sedunia yang jatuh pada 22 Maret 2021, Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim), Emil Elestianto Dardak mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih peduli dan menghargai keberadaan air sebagai sumber kehidupan.
Hal itu disampaikan Emil, ketika berdialog dengan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Muhammad Rizal, di Studio Ex Balai Audio Visual Kementerian PUPR, Jalan Gayung Kebonsari, Jumat, 19 Maret 2021.
Emil mengatakan air merupakan aspek terpenting dalam kehidupan. Untuk itu, masyarakat diharapkan agar senantiasa menjaga ekosistem air dan aliran sungai agar tetap bersih.
“Makna Hari Air ialah tanggung jawab dalam penggunaannya. Yaitu dengan tidak membuang-buang, memperhatikan representasi jumlah, serta mencegah terjadinya polusi atau pencemaran dari air itu sendiri," kata Emil, melalui rilisanya, Sabtu, 20 Maret 2021
Dalam dialog berwawasan lingkungan itu, Mantan Bupati Trenggalek itu juga mengungkapkan juga mengungkapkan pentingnya menjaga Daerah Aliran Sungai (DAS), sebagai inti dari pembangunan berkelanjutan. "Pembangunan lingkungan buatan manusia dapat mempengaruhi siklus air, yang juga berimbas pada kehidupan manusia itu sendiri," ungkapnya.
Saat ini, kata Emil, pembangunan dan tata ruang menempatkan aliran air sebagai siklus alam. Pasalnya, setiap pembangunan harus disesuaikan dengan daya dukung lingkungan atau environmental carrying capacity. "Penting bahwa setiap pembangunan harus berorientasi lingkungan dan mengacu pada DAS demi kelestarian ekosistem," jelasnya.
Oleh karena itu, Emil menegaskan, bahwa air merupakan urat nadi kehidupan. Di mana tanpa ikut menjaga DAS, maka masyarakat akan kesulitan beraktivitas dan perkembangan akan terhambat. "Tata ruang, rencana tata bangunan dan lingkungan ke depan, seharusnya tidak menutup area aliran air yang menjadi inti dari aktivitas manusia," ucapnya.
Meski pembangunan suatu daerah berjalan dengan baik, kata Emil, jika dilakukan di expansive soil yang rawan longsor atau bantaran sungai, lambat laun akan berimbas buruk pada masyarakat dan lingkungan.
Untuk itu, Pemprov Jatim, lanjut Emil akan menerapkan program adopsi Sungai Brantas, lewat program Jatim Harmoni, berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta circular economy untuk kelestarian ekosistem.
Advertisement