Jelang Debat Capres, Rizal Ungkap Kelemahan Jokowi
Jelang debat calon presiden malam nanti, ekonom, Rizal Ramli memprediksi bahwa calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo akan lemah dalam salah satu isu pembahasan, yakni soal tema hubungan internasional.
Rizal yang juga mantan Menteri Koordinator Kemaritiman RI ini beranggapan, pemerintahan Jokowi selama ini tak mampu mengimbangi negoisasi dengan negara lain. Terutama dalam bidang investasi dan lapangan kerja.
"Pemerintahan Jokowi makin lama Indonesia makin ngikutin maunya Cina, dan itu gak bagus. Terutama di soal lapangan kerja," kata Rizal, ditemui usai membesuk Dhani di Rutan Klas I Surabaya, Medaeng, Sidoarjo, Sabtu, 30 Maret 2019.
Rizal mengklaim, di Indonesia kini banyak sekali kedatangan tenaga kerja dari asing, terutama dari Cina. Ia menganggap hal itu adalah bukti dari kegagalan Indonesia yang tak mampu mengimbangi negosiasi dengan negara lain.
Ia pun membandingkan gaya pemerintah Indonesia dengan negara tetangga, Malaysia. Ia menyebut, pemerintah Malaysia bisa dengan tegasnya membuat kesepakatan dengan Cina, dalam bidang investasi dan tenaga kerja.
"Kenapa sih gak berani kayak Malaysia. Malaysia negoisasi dengan Cina. Investasi Cina silahkan, tapi maksimum pekerja Cina (di Malaysia) hanya kurang dari 10 persen, itu pun yang ahli-ahli. Ini negosiasi ini aja Jokowi gak berani dengan Presiden Xi Jinping," ujarnya
Maka, menurutnya sikap pemerintahan Jokowi kini justru kontradiktif dengan undang-undang dan tradisi Indonesia, yang menyebutkan bahwa negara ini harus berdaulat dan tak boleh dalam bayang-bayang negara asing.
"Indonesia berdasarkan undang-undang, dan tradisi, harus berada di tengah. Kita tidak boleh jadi anteknya Amerika atau anteknya Cina. Karena kita negara hebat, negara besar. Kita harus bebas aktif politik luar negeri," kata dia.
Debat calon presiden keempat akan diselenggarakan di Hotel Shangri-La, Sabtu malam nanti. Joko Widodo akan beradu gagasan dengan Prabowo Subianto dalam tema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional. (frd)