Jelang Coblosan, IMM: Gus Ipul-Puti 60 Persen, Khofifah-Emil 40 Persen
Menjelang pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur 27 Juni mendatang, Calon Gubernur Saifullah Yusuf dan Cawagub Puti Guntur Soekarno berhasil memenangkan perhatian media konvensional dan media sosial dibanding pesaingnya, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto.
Berdasarkan data Indonesia Media Management (IMM) per 24 Juni 2018, Gus Ipul-Puti berhasil meraup 60 persen pemberitaan media, jauh mengungguli duet Khofifah-Emil yang hanya 40 persen. IMM adalah software dengan kecerdasan (artificial intellegence) yang memantau media secara realtime dan mengumpulkan konten media online, cetak, dan televisi. IMM adalah produk dari Indonesia Indicators yang menjadi rujukan berbagai pihak dalam dan luar negeri.
Di hampir semua kabupaten/kota di Jatim, pemberitaan media Gus Ipul-Puti mengungguli Khofifah-Emil. Gus Ipul-Puti memenangi 24 kabupaten/kota, sedangkan Khofifah-Emil menang di 14 kabupaten/kota.
Berdasarkan data NetRay, dari sisi sentimen, Gus Ipul-Puti mendapatkan pemberitaan positif 57 persen, mengungguli Khofifah-Emil 40 persen. Untuk pemberitaan bernada negatif, Khofifah-Emil mendapatkan 57 persen berita negatif, sedangkan Gus Ipul-Puti hanya 44 persen.
"Publik rupanya merespons positif pendekatan kampanye Gus Ipul-Puti di media berbasis news maupun media sosial. Pendekatan santun dan kreatif mengena di masyarakat, tecermin dari luasnya pemberitaan media dan pembicaraan di media sosial," ujar CEO Growth Lab, Tommy Herdiansyah, Senin, 25 Juni 2018. Growth Lab adalah perusahaan analisis data digital.
Di media sosial, Gus Ipul-Puti berhasil mengungguli Khofifah-Emil. Usai debat antarkandidat akhir pekan lalu, Gus Ipul-Puti dibicarakan di media sosial Twitter sebanyak hampir 10.500 kali. Sedangkan Khofifah-Emil hanya 2.563 kali.
”Banyak warganet memuji penjelasan Gus Ipul yang membumi sesuai lapangan. Yang jadi perhatian warganet adalah kemampuan Gus Ipul menjelaskan hal rumit ke dalam bahasa yang mudah dipahami, sekaligus memaparkan detil persoalan sesuai pengalamannya selama 10 tahun menjadi wakil gubernur,” ujar Tommy.
Berdasarkan data di media sosial, terdapat lebih banyak sentimen negatif (disgust) dalam pembicaraan warga terhadap Khofifah-Emil. Sedangkan pembicaraan warga terhadap Gus Ipul-Puti banyak bernada positif (trust).
”Dari komentar-komentar warga di media sosial, kebanyakan menilai apa yang dipaparkan Khofifah-Emil terlalu teoretis, bahkan banyak yang membandingkan dengan kondisi Trenggalek yang dinilai jauh dari apa yang dikatakan Emil,” ujar Tommy.
”Data kami menangkap banyaknya respons positif masyarakat terhadap kampanye Gus Ipul-Puti yang mengambil positioning santun dan kreatif. Video-video kreatif seperti parodi Dilan, Mak Lampir, hingga Wiro Sableng jika ditotal telah disaksikan lebih dari 16 juta kali dan dibagikan lebih dari 300.000 kali di berbagai platform media sosial. Saya kira berkat itu warga memberi apresiasi, karena karakteristik warga Jatim itu santun dan tidak suka kampanye yang bersifat menggurui,” imbuh Tommy.
Menurut dia, respons positif sebesar itu cukup jarang ditemui untuk konten politik. “Artinya, persepsi publik positif sekali terhadap Gus Ipul-Puti dengan strategi kampanyenya,” pungkasnya.(frd/wah)