Jelang Berangkat, Ibu Asal Kediri Mendadak Batalkan Ibadah Haji
Seorang jemaah haji asal Kota Kediri mendadak menunda niatnya untuk menunaikan rukun Islam ke-5, Senin, 5 Juni 2023 malam.
Calon jamaah haji tersebut bernama Salami Binti Abani, 71 tahun, warga jalan KH Agus Salim Kelurahan Bandar Kidul Kecamatan Mojoroto Kota Kediri, Jawa Timur.
Salami mendadak minta pulang saat akan diberangkatkan bersama rombongannya Kloter SUB 31 dari asrama Haji Sukolilo ke Bandara Juanda Surabaya untuk terbang ke Saudi Arabia pada Senin, 5 Juni 2023.
Peristiwa ini kemudian viral di media sosial. Video yang diunggah lewat pesan berantai berdurasi 2 menit 50 detik ini tampak sejumlah calon jamaah haji lainnya yang berusaha membujuk Salami untuk berangkat.
Salami tetap pada pendiriannya bersikukuh untuk balik pulang menunda keberangkatan karena teringat acara selamatan tujuh hari putri bungsunya yang telah meninggal pada Rabu, 31 Mei 2023 lalu.
Khoirul Anam, anak kandung Salami mengatakan, kondisi daya ingat ibunya sejak dua tahun terakhir mulai turun. Ia mulai mengalami demensia atau pikun. Saat berada di Surabaya Salami tidak merasa kalau akan berangkat haji dan meminta untuk diantar pulang ke Kediri.
"Kadang ingat kadang tidak. Ia tidak merasa kalau pergi haji. Ia merasa seakan masih di sekitaran rumah. Inginnya pulang bantu-bantu selamatan tujuh hari anaknya," tambahnya.
Khoirul menambahkan, almarhum adiknya selama ini memang tinggal satu rumah bersama sang ibu. Karenanya, ketika ditinggal mati anaknya, Salami merasa sangat kehilangan. "Ya mungkin masih baru meninggalnya, jadi beliau masih teringat-ingat betul," kata Khoirul.
Pria berusia 37 tahun menambahkan, secara fisik kondisi ibunya sehat, sanggup berjalan dan ke kamar mandi. Bahkan ketika diantar anak-anaknya ke titik pemberangkatan haji di Aula Muktamar Ponpes Lirboyo, sang ibu merasa senang.
"Waktu diantar masih sadar kalau mau berangkat haji. Jadi beliau sangat senang. Tapi ketika di asrama haji bingung mau diajak kemana, malah minta pulang. Terkadang di rumah sendiri juga minta pulang," katanya lagi.
Khawatir dengan kondisi ibunya, Khoirul Anam memutuskan berinisiatif untuk menyusul ke asrama haji Sukolilo Surabaya. Atas kesepakatan pihak keluarga akhirnya ia memutuskan menunda keberangkatan haji ibunya tahun depan agar bisa didampingi adiknya.
"Keluarga meminta untuk menunda keberangkatan. Ibu jadi satu rombongan dengan jemaah yang pakai kursi roda. Mungkin karena tidak kenal dan tidak nyaman akhirnya bingung," tambah Khoirul Anam.
Saat berada di Asrama Haji, kata Khoirul, sang ibu sebenarnya telah melewati pemeriksaan kesehatan. Namun karena kondisi demensia yang dialami ibunya semakin parah akhirnya petugas melakukan pemeriksaan ulang.
Ibunya tergabung dalam satu rombongan jemaah haji dengan jemaah yang memakai kursi roda. Salami terpisah dari tetangga-tetangganya yang juga berangkat haji. Kondisi tersebut dinilai membuat sang ibu bingung dan lupa sedang berada dimana, sehingga akhirnya meminta pulang.
Khoirul menambahkan, sang ibu juga rutin memeriksakan kesehatannya di RSUD Gambiran. Berdasarkan pemeriksaan penyakit demensia atau pikun yang dialami ibunya karena faktor usia.
Ibu Salami awalnya mendaftar haji bersama almarhum suaminya pada tahun 2011 lalu. Posisi sang suami akhirnya digantikan salah satu anaknya. Namun, tahun ini sang anak belum bisa berangkat. Rencana anaknya berangkat tahun 2024.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kediri, Moh Qayyim menjelaskan, jika seorang jemaah haji membatalkan atau menunda keberangkatan haji tahun ini otomatis tahun depan akan dipanggil lagi.
"Kalau tahun ini tidak jadi berangkat, tahun depan otomatis akan dipanggil lagi," paparnya.
Terkait kondisi Salami, Mohammad Qayyim menambahkan, jika sampai pemberangkatan terakhir belum sembuh dipastikan tidak akan berangkat tahun ini. "Semua rekomendaai dari dokter terhadap kondisi Salami bisa keluar dan ada kejelasan jadi berangkat atau tidak. Semoga segera pulih kembali," katanya.
Diinformasikan, rombongan jemaah haji asal Kota Kediri yang tergabung dalam kloter SUB 31 ini telah mendarat di Bandara Amir Muhammad bin AbdulbAzis (AMAA) Madinah pada Selasa, 6 Juni 2023 pukul 01.52 Waktu Arab Saudi (WAS).
Ada sebanyak 443 jemaah dan 5 petugas yang tergabung di kloter ini mendarat di terminal zero. Ada sekitar 5 jemaah yang menggunakan kursi roda.