Jejak Ulama Nusantara, Napak Tilas Para Pendiri NU di Makkah
Napak Tilas Para Pendiri NU di Makkah
KH M Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur, tahun ini berkesempatan naik haji. Tentu saja, ada momen-momen penting yang tak hendak dilewatkan, khususnya terkait dengan pertemuan warga NU se-Dunia yang digelar di Makkah., Jumat pekan lalu.
Berikut catatan Kiai Ma'ruf Khozin, yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Suramadu, Bangkalan, Madura:
Alhamdulillah tujuan utama ke Kota Makkah untuk menunaikan kewajiban ibadah haji sudah selesai, atas pertolongan Allah. Berikutnya yang saya tunggu sejak dulu adalah pertemuan NU se Dunia di Makah yang telah rutin dilaksanakan sejak tahun 2000.
Para pendiri NU sejak NU belum didirikan sudah banyak yang belajar di Makah bertahun-tahun dan berkali-kali datang ke Makah. Di masa itu ada Ulama Makah seperti Sayid Ahmad Zaini Dahlan, Syekh Abu Bakar Dimyathi Syatha, Syekh Abdul Hamid Asy-Syarwani dan lainnya.
Masa kemerdekaan belum saya ketahui catatan ulama Makkah yang banyak interaksi dengan ulama Indonesia. Hingga masa 60-80, di Makkah ada sosok Syekh Yasin Al-Fadani, yang sangat dekat dengan masa pertengahan kepemimpinan NU, seperti Kiai As'ad, Kiai Mahrus Ali, Kiai Ali Maksum dan sebagainya.
Hingga di Makah lahir seorang ulama ahli hadis dari Sadah Alawiyyin, Sayid Muhammad Al Maliki dan Syekh Ismail Al Yamani. Hubungan ulama Indonesia masih terus berlangsung, baik sowan saat ke Makkah, bahkan sebagian kiai-kiai yang mampu memondokkan para putranya kepada dua ulama tersebut hingga saat ini yang diteruskan oleh Sayid Ahmad dan Syekh Muhammad bin Ismail.
Sebenarnya saya berharap dari pertemuan NU se Dunia ada butiran hikmah yang bercucuran agar menjadi energi baru dalam khidmah organisasi dan keAswajaan di tanah air dan negara lain yang telah terbentuk NU Cabang Istimewa di 20an negara.
Apa boleh buat acaranya masih sama seperti NU di perkampungan, Tahlil- Istighotsah dan sambutan. Tapi saya tetap menghaturkan jazakumullah khoiron untuk PCI NU Arab Saudi dengan semua tenaga dan pikirannya untuk terlaksananya acara ini.
Unek-unek hati saya terjawab melalui WA yang ahli filolog pesantren, alumni Lirboyo dan saat ini menjadi salah satu Sekretaris PBNU, Gus Dr Ahmad Ginanjar Sya'ban:
"Perlu ada sesi untuk memudarasah kembali kiprah para ulama Nusantara di Makkah zaman kolonial, juga Komite Hijaz, upaya pendirian Madrasah Darul Ulum, Madrasah Banat, Majlis Roudlotul Munadzirin, hatta upaya-upaya diplomasi kaum santri dalam perjuangan memperoleh dukungan dan pengakuan kemerdekaan RI dari Saudi dan dunia Arab."
Semoga ke depan bisa terwujud. Amin.