Jejak Terakhir di Turki, Dosen UII Hilang Fokus di Kajian IT
Dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Ahmad Munasir Rafie Pratama, belum diketahui keberadaannya sejak 13 Februari 2023. Ahmad adalah dosen Jurusan Teknik Informatika dengan minat kajian pada Teknologi Informasi.
Kronologi Hilang
Ahmad Munasir Rafie Pratama tak diketahui kabarnya dalam perjalanan pulang dari Oslo, Norwegia. Ia berada di Norwegia sejak 5 Februari 2023 bersama empat orang dari UII, termasuk Rektor Fathul Wahid.
Mereka menjalani program untuk mempererat kerja sama kedua universitas dengan dukungan pendanaan Uni Eropa melalui skema Erasmus+, dikutip dari Kompas.com, Minggu 19 Februari 2023.
Ketika perjalanan pulang, tim terbagi dalam tiga penerbangan berbeda ketika berangkat dari Oslo.
Ahmad Munasir ada pada penerbangan dengan rute Oslo, Riyadh, Istanbul, Jakarta. Ia harus mampir lewat Arab Saudi sebab sebagian tiket dibayar oleh panitia Konferensi Arab Saudi yang mengharuskannya mengambil rute itu.
Ahmad Munasir juga sempat memberikan pidato kunci pada konferensi yang berlangsung sebelum ke Oslo itu.
Selama penerbangan pulang, Ahmad Munasir tak berbagi rute rinci pada istri atau koleganya. Namun komunikasi terakhir berlangsung pada 12 Februari 2023, beberapa saat sebelum terbang ke Istanbul. "Menunggu boarding". Begitu pesan terakhir Ahmad kepada istrinya.
Sejak itu, Ahmad Munasir tak lagi berkirim kabar kepada istrinya.
Meski hilang komunikasi, adik Ahmad Munasir tetap menjemput di pintu kedatangan di Jakarta, pada 16 Februari 2023, pukul 18.00 WIB. Jadwal seperti yang disampaikan pada istrinya, sebelumnya.
Namun, adik Ahmad tak kunjung menjumpai kakaknya di pintu kedatangan. Hasil konfirmasi di Angkasa Pura juga tak mendapati nama Ahmad Munasir dalam daftar manifes penerbangan pada hari itu.
Sementara, jejak digital Ahmad Munasir diketahui berada di Turki. Hasil pelacakan menemukan aktivitas daring terakhir Ahmad ada pada pukul 03.00 dan pukul 08.00 waktu setempat.
Jejaknya berupa Ahmad Munasir yang sign out dari Google Drive, serta koneksi internet melalui VPN yang mengarah ke kampus UII.
Upaya UII
Sejumlah upaya telah dilakukan UII. Di antaranya mencoba berkomunikasi dengan berbagai perangkat, mulai dari email dan berbagai kanal daring lainnya.
UII juga berupa meminta bantuan KBRI di Norwegia dan Turki, panitia konferensi yang memesan tiket, juga degan Turkish Airline di Oslo, untuk memastikan apakah Ahmad Munasir benar memasuki pesawat menuju ke Turki.
UII juga berkirim surat ke Interpol untuk mencari keberadaan Ahmad Munasir. Tujuannya agar Interpol menerbitkan Yellow Notice, surat untuk memulai pencarian orang hilang.
"Mengirimkan surat kepada Sekretaris NCB-Interpol Indonesia untuk menerbitkan Yellow Notice untuk pencarian orang hilang," kata Rektor UII Fathul Wahid.
Komentar Kemlu
Sementara, Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia Kemlu Judha Nugraha mengatakan bahwa semua perkembangan informasi yang didapat telah disampaikan kepada Rektor UII dan juga Ketua Umum Muhamadiyah, untuk kemudian disampaikan ke keluarga.
Hal itu dilakukan untuk menghormati privacy dan atas permintaan keluarga Ahmad Munasir, dilansir dari Tempo.co.
Menurutnya, Kemlu dan Perwakilan RI siap memberikan bantuan lebih lanjut jika diperlukan pihak keluarga dan UII.
Sosok Ahmad Munasir
Dilansir laman uii.ac.id, Ahmad merupakan dosen di Jurusan Teknik Informatika, sekaligus asisten profesor dan menjabat sebagai sekretaris jurusan.
Di laman yang sama, tersebut jika Ahmad Munasir adalah alumni Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Pria kelahiran Banjarmasin, 3 Maret 1986, itu kemduian menamatkan pendidikan Master of Information Technology pada 2011, di Monash University, Australia.
Selanjutnya, Ahmad menempuh studi doktoral di Universitas Stony Brook, Universitas Negeri New York Amerika Serikat pada 2019. Ia terpilih mendapatkan beasiswa Fulbright serta mengambil sejumlah mata kuliah di Universitas New York dan Teachers College, Universitas Columbia.
Sebagai akademisi, Ahmad memiliki minat penelitian di bidang teknologi informasi, khususnya teknologi seluler, masyarakat, hingga pembelajaran mobile, media sosial, mobile games, dan keamanan seluler.
Dalam jejak karirnya, Ahmad sering menggabungkan metode penelitian tradisional dan pendekatan ilmu komputasi dan ilmu data untuk membantu menjembatani ilmu komputer atau teknologi informasi dengan ilmu sosial.