Jejak Sejarah di Stasiun Semut, Ujung Rel Kereta Api di Surabaya
Rel kereta api yang panjang mengular dan menyambungkan ujung timur dan barat di Pulau Jawa, ternyata memiliki ujung. Di Kota Surabaya, ujung rel kereta api bagian selatan ada di Stasiun Surabaya Kota atau yang lebih dikenal Stasiun Semut.
Stasiun yang berada di Jalan Stasiun Kota Nomor 9 Bongkaran, Pabean Cantikan, Surabaya ini menjadi tempat ujung rel kereta api untuk jalur selatan saja.
Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif mengatakan, tak banyak orang mengetahui ujung rel kereta api ada di Stasiun Semut. "Tak banyak orang tahu kalau ujung rel ada di Stasiun Semut, karena sekarang untuk keberangkatan banyak dialihkan di Stasiun Gubeng dan Pasar Turi untuk wilayah Daop 8," kata Luqman, biasa ia disapa.
Luqman menjelaskan, ujung rel kereta api jarak jauh atau lokal banyak berawal dan berakhir di Stasiun Surabaya Kota atau Stasiun Semut. "Selain penumpang, juga banyak kereta bermuatan barang ekspedisi naik dari Stasiun Surabaya Kota. Seperti tujuan Bandung, Jakarta, arah ke Timur dan kereta api Dhoho," jelasnya.
Karena saat ini keberangkatan banyak dialihkan ke Stasiun Gubeng, maka, Stasiun Semut menjadi tempat langsiran dan menyimpan rangkaian kereta api lokal, jarak jauh dan komuter.
Ujung Rel Kereta Api di Surabaya
Ujung rel kereta api ada di Stasiun Semut bukan tanpa alasan, ujar Luqman. Stasiun Semut merupakan stasiun pertama di Surabaya. "Zaman dahulu, pemerintah Hindia Belanda membangun jaringan kereta api sendiri melalui perusahaan Kereta Api Staatssporwegen (SS) pada tahun 1875," ceritanya.
Lanjut Luqman, jalur yang dibangun pertama kali antara lain, Surabaya - Pasuruan - Malang atau dikenal juga dengan lintas timur. "Nama semut sendiri diduga karena letak stasiun yang berada di kampung yang bernama Semut. Di mana lokasinya strategis, menuju Wonokromo dan pelabuhan," paparnya.
Stasiun Semut sendiri dibuka untuk umum pada tanggal 16 Mei 1878. Tepatnya bersamaan dengan peresmian jalur kereta api Surabaya-Pasuruan yang dibuat sepanjang 63 kilometer.
Dulu peresmian tersebut dilakukan langsung oleh Gubernur Jenderal J. W. van Lansberge melalui upacara meriah yang dihadiri Inspektur Jenderal SS, H. G. Derx, Residen Surabaya dan para pejabat lainnya.
Empat tahun setelahnya, SS membangun jalur kereta api menuju Kalimas. Yaitu kawasan Pelabuhan Surabaya. Keberadaan jalur ini menopang eksistensi Surabaya sebagai penghasil gula terbesar. "Serta pada saat itu, juga menopang eksistensi Surabaya sebagai daerah industri dan perdagangan," imbuhnya.
Untuk diketahui, saat ini Stasiun Semut difokuskan untuk stasiun pengangkutan barang dan ekspedisi.