Jejak George Weah; Dari Pemain Bola Menjadi Presiden Liberia
Legenda sepakbola, George Weah akhirnya memenangkan pemilihan presiden Liberia secara dramatis. Pria 51 tahun ini unggul dalam perolehan suara melawan pesaing utamanya, Joseph Boakai.
Tahun ini, Weah kembali diajukan Partai Koalisi Perubahan Demokrasi Liberia. Pada putaran pertama, Weah mendulang 596 ribu pemilih (38,4%) mengungguli Boakai (dengan 446 ribu votes (28,8%).
Lantaran tidak ada pemenang yang mutlak dengan meraih suara di atas 50%, pemilihan dilanjutkan pada fase kedua. Di babak ini, Weah unggul jauh dari Boakai yang merupakan wakil presiden Liberia sejak 2006 silam.
Mantan pemain AC Milan itu kini tinggal menunggu peresmian sebagai presiden dari komisi pemilihan umum Liberia. Sekaligus, mewujudkan impiannya sejak 12 tahun silam.
Weah sempat mencalonkan sebagai pemimpin negara di barat Afrika itu pada 2005 silam. Namun, dia kalah telak dari Ellen Johnson Sirleaf. Saat itu, Weah hanya mampu mendulang 327 ribu pemilih atau 40,6 persen dari penduduk Liberia. Sementara, Sirleaf mendapat 478 ribu suara (59,4%).
Ucapan berdatangan dari para tokoh sepakbola dunia. Mulai pemain hingga pemilik klub. Presiden AC Milan dan PSG juga turut bergembira atas kemenangan Weah.
Jejak Weah di Lapangan Sepakbola
Penggamar sepakbola sudah pasti mengenal George Weah. Sebab, Weah satu-satunya pemain Afrika yang pernah memenangkan Ballon d'Or yang kini diperebutkan Ronaldo dan Messi.
Weah juga tercatat pemain pertama non Eropa yang memenangkan penghargaan itu. Setelahnya muncul Kaka dari Brasil dan Lionel Messi dari Argentina.
George Weah lahir pada 1 Oktober 1966. Dia memulai karier sepakbola di Liberia kemudian pindah ke Kamerun. Ketika di Kamerun ini, bakatnya tercium manajer Arsenal, Arsene Wenger, yang kala itu menangani Monaco.
Pada 1988, Wenger memboyong Weah ke Monaco, Prancis. Meski sudah teken kontrak, bukan berarti jalannya mulus. Selama enam bulan, dia tak masuk tim utama.
Berkat kerja keras dan kegigihannya menunjukkan kebolehan, akhirnya Weah berhasil menembus tim utama dan justru menjadi salah satu bintang paling terang. Kepiawaiannya membuat raksasa Prancis, Paris Saint-Germain, memboyongnya pada 1992.
Bersama PSG, Weah mengangkat piala Ligue 1 pada 1994. Meski gagal sebagai juara Liga Champions karena PSG kalah dari Ajax Amsterdam di final pada 1995, dia menjadi top scorer dan memenangkan Ballon d'Or.
Weah kemudian hijrah ke Serie A Italia, liga paling populer pada 1995. Weah menjelma menjadi legenda raksasa Italia ini selama kiprahnya hingga 2000.
Pada 2000, Weah masuk Premier Leage dengan bergabung Chelsea sebagai pemain pinjaman. Setelah habis masa peminjaman, dia kembali ke Milan hingga kontraknya habis kemudian bergabung Manchester City dengan status bebas transfer.
Setelah ini, Weah kembali ke Liga Prancis bersama Marseile kemudian hengkang ke Al-Jazira, Qatar, hingga pensiun pada 2003.
Dengan keberhasilannya memenangkan pemilu dan terpilih sebagai presiden, Weah adalah pemain bola yang pertama mengukir prestasi itu. Sebuah capain yang melebihi Ballon d'Or, Weah menjadi presiden untuk sebuah negara, bernama Liberia. (tom)
Advertisement