Jejak Digital Dirut Baru TVRI, Iman Brotoseno soal Bokep
Baru saja dilantik sebagai Dirut TVRI, menggantikan Hemi Yahya, Iman Brotoseno tiba-tiba menjadi trending di media sosial Twitter. Hal tersebut tak lepas dari beredarnya tangkapan layar perihal cuitan Iman Brotoseno di masa lalu, yakni sekitar tahun 2010-2013, yang beredar luas di media sosial, dan viral.
"Akhirnya kita menemukan bagaimana cara mempersatukan negeri. Ya dengan bokep (film porno)," demikian kicau Iman Brotoseno di akun Twitter @imanbr.
Dia kemudian menuliskan, "After (setelah) Miyabi, Rin Sakuragi (bintang film porno), lg tren bontang bokep JAV main film di Ind". Postingan ini tercatat pada tanggal 19 Februari 2010.
Selain itu, ada postingan Iman Brotoseno lainnya pada 23 Maret 2013 melalui ponsel BlackBerry.
"Biasanya bayarnya dobel, kalai pakai nelan. Mengapa ada adegan "menelan" di bokep, karena yang ditelah proteinnya banyak," tulis Iman Brotoseno sambil menandai akun Twitter seseorang @imandnugroho.
Setidaknya ada lebih dari 6.588 twit dengan tagar #BoikotTVRI yang berisi hujatan kepada Iman Brotoseno. Selain tagar #BoikotTVRI, pagi ini tagar #DirutBokep juga menjadi trending di media sosial Twitter dengan 12.200 twit.
Menanggapi hal tersebut, Iman Brotoseno pun menuliskan sebuah surat yang cukup panjang. Dia tak memungkiri bahwa rekam jejak digitalnya tak bisa dihapus.
“Sesudah pelantikan menjadi Direktur Utama TVRI, saya menyatakan, dalam era digital sekarang kita semua punya rekam jejak digital dan peristiwa masa lalu. Sejak awal, saya tidak pernah berbohong kepada publik, di mana semua bisa dilihat dalam jejak digital dan tidak ada kasus pelanggaran hukum di masa lalu,” jelasnya.
Iman Brotoseno mengklaim akan bertanggung jawab atas tulisannya di media sosial di masa lalu. “Setiap orang memiliki rekam jejak masa lalu, termasuk bagaimana percakapan di media sosial. Saya bertanggung jawab atas apa yang sudah saya tulis di media sosial dan juga sikap saya sebagai warga negara,” tuturnya.
Selama 14 tahun sebagai pekerja seni, Iman Brotoseno mengaku tak pernah bermimpi menduduki jabatan Dirut TVRI. Begitu Iman Brotoseno menduduki jabatan mentereng itu, maka dia siap dengan segala konsekuensinya, termasuk ‘pembunuhan karakter’.
“Saat 14 tahun lalu, saya sebagai pekerja seni tidak menyangka bahwa, saya akan menduduki jabatan publik di TVRI. Bila ada yang mengungkap beberapa tulisan di jejaring sosial, setelah saya atas kehendak Allah SWT menjadi Direktur Utama LPP TVRI, terlepas dari adanya tujuan tertentu - niatan sengaja membelokkan opini dan melakukan pembunuhan karakter - tentu merupakan fakta yang harus saya hadapi. Komitmen saya memperbaiki hal-hal yang buruk di masa lalu dan memulai tahap baru,” ungkapnya.