Jayapura Juga Lumpuh, Massa Longmarch di Jalanan Kota
Aksi protes pengepungan terhadap mahasiswa Papua di Surabaya juga terjadi di Jayapura, Papua. Massa yang mayoritas merupakan mahasiswa Universitas Cenderawasih ini melakukan aksinya dengan longmarch menuju Gedung DPRD Papua.
Massa memulai aksinya dengan berkumpul di pertigaan Expo Waena, Kampus Universitas Cenderawasih dan Lingkaran Abepura sekitar pukul 08.00 WIT.
Akibat aksi massa, lalu lintas di kawasan Sentani menuju pusat kota Jayapura lumpuh. Ribuan massa terus menyanyikan yel-yel mengutuk pengepungan mahasiswa Papua di Surabaya.
"Kami bukan monyet," teriak massa sambil terus menentang kalimat-kalimat rasisme yang menimpa saudara mereka Mahasiswa Papua di Surabaya.
Sementara itu, terkait aksi ini, Gubernur Papua Lukas Enembe juga telah mengeluarkan seruan:
1. Pemerintah Provinsi Papua menyatakan empati dan prihatin atas insiden yang terjadi di Kota Surabaya, Kota Semarang dan Kota Malang yang berakibat adanya penangkapan dan atau pengosongan Asrama Mahasiswa Papua di Kota Surabaya oleh aparat keamanan.
Pemerintah Provinsi Papua menghargai upaya hukum yang dilakukan oleh aparat keamanan sepanjang dilakukan secara proposional, profesional dan berkeadilan. Aparat keamanan diharapkan untuk tidak melakukan pembiaran atas tindakan persekusi dan atau main hakim sendiri oleh kelompok atau individu, yang dapat melukai hati masyarakat papua. Hindari adanya tindakan-tindakan mengganggu represif yang dapat menimbulkan korban jiwa, kegaduhan politik, dan rasa nasionalisme sesama anak bangsa.
2. Provinsi Papua merupakan Wilayah Republik Indonesia yang dikenal sebagai Miniatur Indonesia sesungguhnya yang Berbhineka Tunggal Ika. Penduduk Provinsi Papua beragam, multi etnis, multi agama, multi budaya, yang hidup secara berdampingan.
Masyarakat asli papua menyambut baik dan memperlakukan masyarakat non-papua secara terhormat dan sejajar. Oleh karenanya kami berharap kehadiran masyarakat Papua diberbagai wilayah Provinsi di Indonesia harus juga diperlakukan sama. Hal ini merupakan komitmen kita bersama sebagai anak-anak bangsa untuk mewujudkan Indonesia yang damai, berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan beretika secara budaya.
3. Pemerintah Provinsi Papua menyampaikan kepada seluruh masyarakat Papua yang berada di Provinsi Papua maupun seluruh wilayah Indonesia untuk merespon insiden Surabaya, Semarang dan Malang tersebut secara wajar tanpa adanya tindakan-tindakan yang bertentangan dengan norma- norma adat budaya maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Kepada masyarakat non-Papua di seluruh Wilayah Indonesia kami juga harapkan agar tetap menjaga harmoni kehidupan dan tidak melakukan hal- hal atau tindakan-tindakan yang inkonstitusional, seperti persekusi, main hakim sendiri, memaksakan kehendak, bertindak rasis, dan diskriminatif, intoleran dan lain-lain yang dapat melukai hati masyarakat papua serta mengganggu harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita sudah 74 tahun merdeka, seharusnya tindakan-tindakan: Intoleran, rasis dan diskriminatif tidak boleh terjadi di negara Pancasila yang kita junjung bersama.
5. Selaku Gubernur Papua saya mengajak para Gubernur, Bupati, dan Walikota di seluruh Indonesia untuk ikut melakukan pembinaan terhadap pelajar atau mahasiswa Papua di wilayah masing-masing, sebagaimana kami juga bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan kepada pelajar, mahasiswa, masyarakat papua yang berasal dari luar Papua. Hal ini merupakan upaya kita bersama untuk mencegah adanya insiden serupa dimasa yang akan datang sekaligus dalam rangka merajut rasa nasionalisme, persatuan, dan kebersamaan sebagai sesama anak bangsa.