Jawaban Emil Dardak atas Klaim Risma: Faktanya Tidak Seperti Itu
Ketua Gugus Tugas Kuratif Covid-19 Provinsi Jawa Timur dr. Joni Wahyuhadi memberikan jawaban atas pernyataan Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang ogah rumah sakit milik Pemerintah Kota Surabaya banyak merawat warga pendatang luar Surabaya.
Kata Joni, dalam etika kedokteran tidak diperbolehkan merawat pasien itu dibedakan berdasarkan suku, ras, agama, kedaerahan dan pandangan politik. Dia mencontohkan di RSUD Dr Soetomo yang ia pimpin saat ini. Kata dia, rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur ini tidak diperbolehkan hanya menjadi rumah sakit khusus warga Jawa Timur saja. Padahal rumah sakit terbesar di Indonesia Timur ini milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Kemudian orang Kalimantan, Jawa Tengah tak boleh masuk RSUD Dr Soetomo. Itu tak etis. Tidak diperkenankan dalam dunia kedokteran," kata Joni kalem.
Bahkan saat ini, kata dia, meski RSUD Dr. Soetomo adalah rumah sakit milik Pemerintah Jawa Timur, namun kenyataannya mayoritas pasien yang dirawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya adalah warga Kota Surabaya. Padahal Provinsi Jawa Timur bukan hanya Surabaya saja, melainkan ada 38 kabupaten dan kota.
"Yang saya tahu persis di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Saat ini 95 persen pasien yang dirawat berasal dari Surabaya," kata Joni yang juga Direktur RSUD. Dr. Soetomo Surabaya.
Joni juga membantah klaim Risma yang menyebut banyak daerah di luar Surabaya yang merujuk pasien-pasiennya ke rumah sakit milik Pemerintah Kota Surabaya. Kata Joni, banyak rumah sakit di daerah di luar Surabaya yang sudah bisa menangani pasien positif Covid-19.
Rumah sakit di daerah-daerah itu sudah bisa menangani pasien positif Covid-19 karena hanya membutuhkan dokter spesalis paru-paru, anestesi (bius), penyakit dalam (internist) dan ruang isolasi.
"Ruang Intensive Care Unit (ICU) pun tak selalu perlu," tegas Joni.
Joni juga menyebut dalam menangani pandemi Covid-19 ini, rumah sakit di daerah-daerah dianggap sudah luar biasa dalam usahanya. Dia mencontohkan Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo. Rumah sakit milik kabupaten tetangga kota Surabaya ini bahkan sudah bisa mengembangkan kapasitas penanganan pasien Covid-19 dari awalnya yang hanya dua dikembangkan menjadi 60 ruang isolasi.
"RSUD Sidoarjo sekarang bahkan sudah itu merawat sampai 125 pasien Covid-19. Jadi tidak pernah merujuk ke Surabaya," tegas Joni.
Joni menambahkan pada dasarnya rumah sakit pemerintah untuk bisa menangani pasien Covid-19 sebenarnya mudah. Dengan memanfaatkan pembiayaan rumah sakit sendiri atau refocusing anggaran, semua bisa terwujud karena tak berbiaya mahal untuk membuat ruang isolasi negatif.
"Kalau ada niat, pasti bisa membuat ruang isolasi negatif," kata dia.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak juga ikut membantah klaim Risma jika banyak warga luar Surabaya yang memanfaatkan rumah sakit milik Pemkot Surabaya.
"Faktanya secara statistik tidak demikian. Bahwa data yang disampaikan berdasarkan domisili," kata Emil.
Apalagi tambah Emil, saat ini sudah ada 99 rumah sakit yang tersebar di Jawa Timur yang sudah bisa menangani pasien positif Covid-19. Artinya, sudah ada upaya dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit di luar Surabaya.
"Ada upaya kolektif untuk meningkatkan kapasitas rawat untuk Covid-19 ini," tegas Emil.