Jawa Timur Waspada Kemarau Ekstrem Juli-Agustus
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan potensi kemarau ekstrem yang melebihi kondisi normal, sejak April hingga Agustus. Jawa Timur diprakirakan ikut terdampak kemarau di tahun ini.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut, kemarau yang diprakirakan mulai muncul pada April, terjadi akibat interaksi antara El-Nino– angin Monsun Asia menjadi angin timuran Monsun Australia.
Awal kemarau akan dirasakan sejak April di sejumlah wilayah Indonesia bagian timur dan pesisir utara Pulau Jawa, untuk selanjutnya menjalar keseluruh Indonesia hingga September.
Dilansir dari Atara, puncak kemarau akan melanda 31-45 persen daerah di Indonesia, mulai dari sebagian daerah di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Bangka Belitung, dan juga Jawa Timur.
Kemudian menyusul Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, NTT, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Selatan. “Juli-Agustus diprediksi menjadi puncak dari musim kemarau di bawah normal," katanya.
Ia mengingatkan, agar pemerintah daerah dan kementerian terkait segera menyiapkan embung tadah hujan, di saat curah hujan masih tinggi di bulan Maret. Selain itu, penting agar menyiapkan pola tanam, sehingga terhindar dari gagal panen. "Karena akan mendekati puncak, mulai lah persiapkan embung pertanian tetap basah saat ini,” imbuhnya.