Cina Bisa Budidaya Mawar Seperti Tape, Khofifah Minta Diajari
Duta Besar Cina untuk Indonesia Xiao Qian bertemu dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang didampingi oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa 12 Maret 2019.
Kunjungan Duta Besar Cina untuk Indonesia tersebut dalam rangka menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Khofifah dan Emil menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, sekaligus penguatan kerjasama antara Jawa Timur dan Pemerintah Cina.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu jam tersebut, Khofifah Indar Parawansa membahas beberapa hal antara lain mengenai pengentasan kemiskinan masyarakat pedesaan, transfer teknologi pertanian dan kerjasama pendidikan vokasi SMK di Jawa Timur.
“Saya saat tahun 2003 beberapa kali melakukan kunjungan ke Tiongkok karena mendapatkan tugas dari Gus Dur untuk melihat bagaimana proses pengentasan kemiskinan di sana. Saya bermimpi bahwa kami bisa melakukan transfer teknologi pertanian bunga mawar,” kata gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini.
Menurut Khofifah, pertanian bunga mawar tidak memerlukan lahan yang besar namun dapat mendatangkan profit yang lumayan. Ia juga membandingkan apabila petani hanya memiliki lahan 0,25 ha dan apabila digunakan untuk menanam padi maka profit yang didapat sangatlah kecil. Namun, jika ditanam mawar maka profit akan berkali-kali lipat. Maka dari itu diperlukan transfer teknologi dalam pertanian dan downstream dalam pertanian mawar ini.
“Di Cina itu mereka bisa menghilangkan duri di mawarnya. Lalu juga bisa mengubah warna mawar sesuai dengan tren dunia. Mereka bisa bikin mawar kayak tape. Jadi ada jadwalnya bunga ini mekar tanggal sekian dan itu akurat memang,” sambungnya.
Jika transfer teknologi pertanian ini bisa berjalan, maka pengentasan kemiskinan di daerah pedesaan di Jawa Timur bisa berjalan. Terutama bagi perempuan yang menjadi kepala keluarga miskin.
“Sangat banyak lahan-lahan budidaya mawar di Jawa Timur. Ibu-ibu pasti paham lah bagaimana mawar ini sangat digemari. Nah dengan teknologi ini Ibu-ibu dapat melakukan downstream dari bunga mawar ini seperti memproduksi teh mawar, skincare berbahan dasar mawar, parfum mawar, dan yang lainnya. Hal itu bisa menjadi titik awal untuk mengentaskan kemiskinan di pedesaan,” kata Khofifah.
Selain mawar, Khofifah juga mengungkapkan bahwa bunga-bunga lain di Jawa Timur akan menyusul dalam penggunaan teknologi ini. Salah satunya anggrek. Bagi ibu dua anak itu, anggrek merupakan bunga yang cantik. Apabila bisa ada sentuhan teknologi dalam pembudiayaannya, maka Jawa Timur akan bisa menjadi pusat anggrek dan mawar di Indonesia.
“Bahkan bisa melakukan impor ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia,” ujar dia.