Dia hilang dari pelukku / Dia hilang bagai mimpi / Dia hilang dari sadarku / Dan dia hilang / Masih ku rasakan / Masih ku rindukan / Masih ku inginkan / Bercinta denganmu // Potongan lagu "Hilang" itu dinyanyikan dua vokalis grup Java Jive, Danny dan Fatur, persis seperti saat lagu itu pertama kali dipopulerkan tahun 2008. "Nama adalah doa, nama lagunya 'Hilang', jadi setelah rilis, banyak yang menyangka kami hilang, vakum," kata Danny usai menyelesaikan lagu itu."Padahal kami ada terus," kata Danny seperti dikutip Antara. Malam itu, Jumat 3 November 2017 Java Jive menyapa para penggemarnya dalam konser intim untuk 100 Java Jivers di Hotel THE 101 Jakarta Sedayu Darmawangsa, Jakarta Selatan. Di panggung ukuran 3 x 4 meter, dengan sisa sedikit jarak ke penonton, Dany Sepriyatna Gumilar (Danny), Faturachman (Fatur), Tony Ellyson Jansen (Tony/keyboard), Hery Cahyo Purnomo) (Capung/gitar), Edwin Saleh (Edwin/drum), dan Mochamad Noerwana (Noey/bass), memuaskan para penggemar yang sejak 23 tahun lalu menjadi fans, seiring rilis album pertama "Java Jive 1" (1994). Mereka membuka pergelaran dengan "Beri Kami Cinta" dari album Java Jive 3 (1997). Usai lagu itu, melihat penonton yang rata-rata berusia 40-an "masih tenang", Fathur pun nyeletuk "lagu ini memang jarang kami bawakan, kalau gitu selanjutnya lagu yang sudah kenal saja ya?" Maka, meluncurlah berturut-turut "Hilang", "Teman Sehati", "Kau yang Terindah", "Menikah" dan "Permata". Penonton pun ikut menyanyi di sepanjang lagu. Java Jive sejak dulu tidak sungkan dengan lirik-lirik bercinta. Misalnya pada "Sisa Semalam" dari album Java Jive 1993-2006 : Bersamaku hingga berlalu hasrat yang mengganggu/ Dalam sisa semalam bersamamu / Mencumbu dirimu penuh kemesraan // "Surabaya tahun 1999. Ketika itu sedang check sound di suatu pub, suasananya, tempatnya, membuat lagu ini tercipta," kata Danny sebelum memulai "Sisa Semalam" bersama Fatur. Malam itu Java Jive tampil dengan matang dan kompak. Capung dan Noey, kadang memainkan gitar dan bass dengan posisi sejajar Danny dan Fathur yang sedang menyanyi. Lagu-lagu Java Jive sebagian besar bukanlah jenis "beat", pun begitu Noey sang penjaga ritme tampil atraktif meski tak memamerkan permainan solo bass. Penonton kembali "full" ikut menyanyi ketika Fatur membawakan lagu dari album solonya yang punya judul sama yaitu "Selalu untuk Selamanya". Lagu tahun 1997 itu ciptaan Fatur dan Capung. Java Jive kemudian membawakan "Keliru" dari album "Java Jive 20". Lagu ciptaan Capung itu lebih dulu populer oleh Ruth Sahanaya. Java Jive, dengan formasi yang hingga kini masih sama, memulai perjalanan mereka sebagai band di suatu pub di Bandung Jawa Barat sebelum "naik kelas" menjadi band di suatu cafe paling terkenal di Jakarta pada tahun 90-an, lalu mendapat kontrak album pertama. "Kami mulai main band saat usia masih belasan, masih boys, dan jadilah boys band, boys yang ngeband," kata Fathur kepada penonton. Danny mengangguk. Setelah memuaskan penonton dengan lagu-lagu paling hits dari Java Jive, Danny cs. mengajak penonton untuk maju ke depan dan berdansa bersama, sekaligus memperkenalkan lagu yang rencananya launching 9 Desember 2017. Lagu bertema ajakan dansa tersebut merupakan tribute untuk penyanyi senior Titiek Puspa dan pernah dipopulerkan band The Rollies. Lagu berikutnya yang dibawakan juga adalah lagu yang juga akan dilaunching, merupakan daur ulang lagu yang dipopulerkan Chrisye. Java Jive pun tahu cara menangani fans era milenial di konser intim. Pada dua lagu itu, bukan saja Danny dan Fathur yang menghampiri penonton, para fans itu pun diajak menuju panggung, menyanyi dan berdansa bersama Java Jive, tentunya sambil selfie dan wefie dengan personel-personel band itu. Total ada 14 lagu yang dibawakan Java Jive sebelum "Gerangan Cinta" (Java Jive 2/1995) menutup konser tersebut. Ketika ditemui usai konser, Capung mengemukakan dua lagu yang akan mereka luncurkan tersebut dipilih karena "ngebeat, gembira, dan lagu ini dikenal untuk angkatan sebaya kami." Capung bersama Noey juga dikenal sebagai "bidan" talenta-talenta baru. Mereka memproduseri antara lain untuk Noah dan d'Masiv. "Di single yang akan dirilis ini, saya ada sedikit kesempatan menampilkan permainan bass," kata Noey yang selain bermusik, juga menekuni bidang start up. Sementara itu, Edwin, mengatakan perlu waktu satu bulan untuk membuat dua single tersebut. "Kami pilih lagu itu untuk kami bawakan karena lagunya akrab dengan masa kecil kami, dan pas. Kami sempat mempertimbangkan lagu Bimbi, tapi kok lebih pas yang ini," kata Edwin yang desainer grafis lulusan ITB. Java Jive, menurut Edwin, masih manggung "3-5 kali" sebulan. "Kalau manggung regular, udah tidak sanggup. Kami kebanyakan jam 10 malam juga udah pada ngantuk," kata Edwin lalu tertawa.(ant/wah)