Jauhkan Diri dari Sifat Khianat, Ini Pesan Al-Quran
Dr. KH. Kharisudin Aqib, M. Ag, Pengasuh Pesantren Terpadu Daru Ulil Albab (The Prophetic Entrepreneur Education) melakukan tafsir dalam bentuk takwil pada ayat-ayat Al-Quran akhlaki. Berikut Al-Quran Surat Ali 'Imran 161 di antaranya:
(وَمَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَغُلَّ ۚ وَمَنْ يَغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ)
[Surat Ali 'Imran 161]
Artinya:
Dan tidak ada kata berkhianat bagi seorang nabi. Dan siapa saja yang berkhianat, dia akan datang di hari kiamat dengan mambawa sesuatu yang dia telah berkhianat.
Kemudian setiap diri akan dibalas atas apa yang telah dia usahakan, sedangkan dia tidak akan didzalimi".
Takwil,
Ayat tersebut mengisyaratkan agar kita:
1. Berusaha keras untuk menjauhkan diri dari perilaku berkhianat atas amanah yang kita terima (baik berupa jabatan, materi maupun keahlian), khususnya jika kita sebagai ilmuwan atau tokoh masyarakat.
2. Memahami dan mengerti bagaimana seharusnya karakter seorang tokoh masyarakat, baik sebagai ilmuwan maupun pemimpin.
3. Mengetahui, bahwa tidak ada kamus khianat bagi seorang nabi. Baik kecurangan dalam materi, maupun kelalaian dalam melaksanakan tugas.
KH Kharisudin Aqib, yang juga Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya melanjutkan dengan ayat berikut:
Surat Ali 'Imran 162
أَفَمَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَ اللَّهِ كَمَنْ بَاءَ بِسَخَطٍ مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ ۚ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Artinya:
Apakah kemudian, orang yang mengikuti keridhoan Allah seperti orang yang selaras dengan kemurkaan Allah yang tempat tinggalnya jahanam, yang merupakan seburuk-buruknya tempat kembali ?
Takwil,
Ayat tersebut mengisyaratkan agar kita:
1. Menjaga diri untuk selalu berperilaku dan sikap mental positif. Jangan sampai sikap mental dan perilaku kita sama saja dengan orang-orang kafir, atau orang dholim atau penjahat.
2. Mengetahui bahwa kriteria di dunia dan derajat di akhirat sangatlah berbeda antara orang-orang yang diridhoi oleh Allah dengan orang-orang yang selalu mendapatkan kemurkaan Allah SWT.
3. Memahami dan menghayati betapa pentingnya pembedaan dan standarisasi nilai-nilai kebaikan dan keburukan berdasarkan keridhoan Allah dan kemurkaan- Nya.
Wallahu a'lam bis shawab.
Advertisement