Jauhi Politik Kumuh, Ini Imbauan Buya Syafii pada Generasi Muda
Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2000-2005 A Syafi’i Maarif menegaskan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan sila kelima Pancasila yang diorientasikan terhadap terwujudnya keadilan dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Buya Syafi'I, sapaan akrab Syafi'i Maarif, mengatakan, banyak politisi yang menjadikan politik sebagai mata pencaharian.
"Maka jangan sampai generasi muda ikut-ikutan seperti itu. Sebagai anak muda seharusnya berperan untuk memegang kendali politik dengan dilatih untuk memiliki sikap toleransi,” kata Syafi’I, dikutip ngopibareng.id, Kamis 13 September 2018.
Sebagai upaya membebaskan Indonesia dari diskriminasi, Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) PP Muhammadiyah bekerjasama dengan Komunitas San’tedigio juga Pimpinan Daerah (PD) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kota Yogyakarta menyelenggarakan Diskusi dan Lokakarya bertemakan “Pengarustamaan Nilai Toleransi dan Keadilan Sosial Lintas Agama dan Budaya” di Kantor PP Muhammadiyah Jalan Cikditirio. Di situlah, Buya Syafii tampil berbicara.
"Anak muda zaman sekarang harus paham bahwa kemerdekaan Indonesia diraih bersama-sama tanpa memandang suku, agama, dan ras".
Syafi’i meminta agar anak muda zaman sekarang harus paham bahwa kemerdekaan Indonesia diraih bersama-sama tanpa memandang suku, agama, dan ras dalam perjuangannya.
Sebagai anak muda, kata Syafi’i, harus mengenal bagaimana lahirnya negara Indonesia.
Menurutnya, setelah 73 tahun kemerdekaan Indonesia, generasi muda harus lebih baik.
"Saya berharap anak-anak muda yang belum terkontaminasi politik kumuh, anda-anda tidak boleh begitu. Kalau negara ini mau mencintai bangsa sepenuh hati, harus memahami betul pembentukan proses indonesia ini,” harapnya.
Syafii pun berpesan agar kedepannya anak muda dapat menegakkan bangsa dan menghalau ketimpangan sosial.
Sementara Yayah Khisbiyah, Anggota LHKI PP Muhammadiyah menjelaskan bahwa kegiatan ini diselenggarakan sebagai wadah bagi pemuda untuk lebih memperdalam toleransi dan nilai-nilai keadilan sosial.
“Kami konsisten memilih kaum muda sebagai partisipan karena kaum muda adalah garda depan karena menghadapi masalah yang cukup rumit apalagi berkaitan dengan tahun politik. Tujuannya pada intinya ingin membentuk kader-kader yang mampu membina perdamaian dan mengatasi permasalahan bangsa ke depan,” jelas Yayah. (adi)