Jatim Tingkatkan Kerjasama dengan Swiss di Bidang Riset
Surabaya: Gubernur Jawa Timur Soekarwo berharap hubungan kerja sama Jatim Swiss di bidang riset perguruan tinggi agar tidak terbatas pada riset di bidang penyakit menular seperti influenza saja. Tetapi hendaknya juga berbagai riset lain, termasuk penyakit non menular seperti diabetes.
Menurutnya, Swiss merupakan negara maju karena kualitas teknologinya. Oleh karena itu, kemajuan Swiss di bidang vokasional diharapkan juga bisa diperluas. Mengingat kerjasama bidang ini sangat penting, audiensi akan ditindak untuk melanjutkan secara serius dengan membentuk tim dalam memperjelas pelaksanaan dan detail program kerja sama.
“Nantinya akan dibahas apakah peserta didik yang dapat langsung magang di perusahaan Swiss atau mendatangkan pelatih dari Swiss ke Jatim,” ujarya Pakde Karwo sapaan akrabnya.
Pakde Karwo juga berharap agar kunjungan Dubes Yvonne Baumann untuk sekaligus dimanfaatkan melihat langsung potensi Jatim, yang bukan hanya menjadi hub Indonesia Timur, tetapi sekaligus sebagai wilayah yang menguasai 8 % peluang pasar ASEAN, dan penguasaan Indonesia sendiri mencapai 40 %. Potensi tersebut diharapkan membawa dampak positif bagi kedua belah pihak.
Sementara itu, Dubes Swiss Yvonne Baumann menjelaskan, kerjasama riset telah disepakati antar Unair dengan perusahaan Swiss untuk penanganan influenza. Kedepan kerjasama juga akan dilakukan dengan ITS.
Terkait investasi Swiss di Indonesia, Dubes menjelaskan dalam beberapa tahun terakhir meningkat tajam mencapai US$ 4,5 juta, yang menyerap tidak kurang dari 10 ribu tenaga kerja.
Investasi Swiss, akan ditingkatkan dari waktu ke waktu. Karena berbagai pertimbangan positif tentang Indonesia, seperti fundamental ekonomi yang bagus, paket-paket kebijakan yang pro bisnis, potensi ekonomi dan jumlah pendduduknya yang besar, serta penduduknya yang ramah. (tim)