Jatim Siap Hentikan Target Jabar Hattrick Juara Umum PON
Dalam banyak gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON), DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat selalu terlibat dalam persaingan perebutan juara umum. Rivalitas tiga provinsi tradisional ini diprediksi kembali terjadi pada PON XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara kali ini.
Alasannya jelas, ketiga daerah ini memiliki basis pembinaan olahraga terpadu dengan sarana dan prasarana yang relatif lengkap di semua cabang olahraga.
Bukan hanya itu, ketiga daerah ini juga menjadi lumbung atlet nasional yang berlaga di event-event internasional baik di level Asia Tenggara (SEA Games), Asia (Asian Games) maupun dunia seperti Olimpiade.
Dari daftar juara PON dari tahun ke tahun, tentu saja DKI Jakarta selalu menjadi kandidat juara umum PON. Alasannya, dengan raihan 11 kali juara umum, DKI Jakarta merupakan provinsi tersukses sejak PON pertama kali digelar di Surakarta atau Solo pada 1948.
DKI Jakarta juga pernah sangat dominan di ajang PON. Mereka pernah menjadi juara umum ajang multievent empat tahunan itu sebanyak tujuh kali berturut-turut, yakni mulai PON 1973 sampai PON 1996.
Kontingen lain yang mampu membawa pulang gelar juara umum hanya Jawa Barat (Jabar) dengan lima kali, Jawa Timur (Jatim) dua kali, dan Kerasidenan Surakarta sekali. Sehingga total hanya ada empat kontingen yang pernah menjadi juara umum.
Hanya saja, dalam delapan tahun terakhir dominasi DKI Jakarta mulai memudar. Kekuatan terbesar PON kini bergeser ke Jabar. Hal itu dibuiktikan lewat gelar juara umum dalam dua edisi PON terakhir, yakni saat menjadi tuan rumah di tahun 2016 dan Papua pada tahun 2021 lalu.
Total, Jabar telah mengoleksi lima gelar juara umum PON. Sebelum menjadi juara umum dalam dua edisi terakhir, mereka pernah menjadi juara umum di tahun 1951, 1953, 1961.
Berpijak pada kesuksesan dua edisi PON sebelumnya, Jabar pun memancang target hattrick juara umum. Tentu bukan sekadar target, tapi dengan keseriusan dan sudah menghitung dengan cermat dari cabor apa saja mereka akan mendulang banyak medali emas.
Maklum, dalam gelaran PON XX 2021 di Papua lalu, Jabar masih kuat di 15 cabor, yakni taekwondo, dayung, karate, hockey indoor, bola voli indoor, angkat besi, angkat berat, bulu tangkis, menembak, catur, aerosport-gantole, pencak silat dan atletik. Di mana mereka menjadi juara umum di cabor-cabor tersebut.
Sedangkan di urutan berikutnya ada Jatim yang sudah dua kali menjadi juara umum, yakni pada 2000 dan 2008. Dengan mengusung semangat baru, Jatim yang menjadi porvinsi terbesar kedua sekaligus salah satu lumbung atlet nasional tak mau kalah.
Dengan berniat membalas kegagalan di empat gelaran PON sebelumnya, Jatim bertekad untuk menghentikan laju Jabar maupun DKI Jakarta yang selama ini kerap menjadi sandungan bagi Jatim untuk mewujudkan asa.
“Kami melakukan seleksi ketat dalam pengiriman atlet ke PON Kali ini. Hanya atlet yang berpotensi mendapatkan medali yang kami boyong ke Aceh dan Sumut. Artinya, kami ingin atlet yang tampil di PON kali ini benar-benar meraih hasil maksimal,” ujar M. Nabil, Ketua Umum KONI Jatim.
KONI Jatim telah berhitung dengan cermat di cabor dan nomor apa saja mereka bisa mendapatkan medali khususnya medali emas. “Yang jadi acuan kami hasil Kejurnas dan BK PON. Jadi semua sudah hitung dengan cermat. Tinggal bagaimana mentalitas para atlet saat bertanding. Karena apa pun bisa terjadi dalam situasi berbeda,” ujar Dudi Harjantoro.
Sementara itu, peraih juara umum PON lainnya adalah Kerasidenan Surakarta yang tercatat satu kali menjadi juara umum, yakni pada PON edisi perdana pada tahun 1948. Itulah kali pertama dan terakhir mereka menjadi juara, sebab setelah itu yakni pada PON 1951, peserta PON merupakan kontingen dari provinsi, bukan kota/kabupaten.
PON edisi selanjutnya akan digelar di dua provinsi, yakni Aceh dan Sumatera Utara, yang dijadwalkan berlangsung pada 8 sampai 20 September 2024. Pada PON edisi kali ini, kekuatan kontingen ketiga provinsi ini masih sulit ditebak.
Masing-masing daerah memiliki cabor-cabor andalan yang menjadi lumbung emas bagi mereka. Selain itu, aturan baru soal batasan usia di sejumlah cabor, yang membuat banyak atlet senior terpaksa pensiun.
Bukan hanya itu, terdapat beberapa cabor baru yang memiliki banyak nomor. Ini bisa menjadi sebaran medali tak terbaca.
Adapun cabor baru di PON kali ini sebagai berikut:
Arung jeram.
Hapkido.
Kurash.
Rugby.
Trialthon.
Woodball.
Barongsai.
E-Sport.
Jiujitsu.
Kabaddi.
Kick Boxing.
Pentaque.
Sambo.
Soft tenis.
Gateball.