Tsunami bagi Jatim, Penghapusan 13 Cabang Olahraga di PON Papua
Jawa Timur (Jatim) merupakan provinsi yang paling dirugikan dari hilangnya 13 cabang olahraga (cabor) pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020 di Papua. Ibarat bencana tsunami, Jatim merasakan dampak luar biasa. Sehingga harus kehilangan banyak medali emas.
"Ya, Jatim merasakan bencana tsunami dari cabor-cabor yang didelete. Bayangkan, ada 10 cabor unggulan Jatim hilang, ditambah 3 cabor yang sudah didelete lebih dulu," kata Ketua Umum KONI Jatim, Erlangga Satriagung, Sabtu 14 Desember 2019.
Semula, menurut Erlangga, PON 2020 akan mempertandingkan 50 cabang olahraga (cabor). Namun, jumlah tersebut berkurang menjadi 47 cabor, setelah ada keputusan dari KONI Pusat mencoret tiga cabor, antara lain bowling dan arung jeram.
Tak lama tiga cabor itu didelete, KONI Pusat atas permintaan Gubernur Papua, mengurangi jumlah cabornya menjadi 37. Sepuluh cabor yang didelete, masing-masing balap sepeda, ski air, brigde, woodball, gateball, golf, soft tenis, tenis meja, dansa dan pentaque.
"Dari pencoretan sepuluh cabor itu, Jatim dipastikan kehilangan 36 medali emas. Kami sudah berhitung. Bayangkan, untuk mendapatkan satu emas dari salah satu cabor saja sudah sulit, karena sudah dikalkulasi. Ini masih ditambah lagi hilangnya 36 emas," ungkapnya.
Wajar saja Erlangga menganggap hal itu sebagai bencana tsunami. Sebab, 13 cabor yang dicoret itu, merupakan cabor andalan Jatim. Sebut saja bowling. Dari cabor ini, atlet Jatim menyumbangkan empat emas buat kontingen Indonesia dalam SEA Games 2019 di Pilipina yang baru saja berakhir.
Karena itu, Erlangga berharap pemerintah melakukan revisi Peraturan Pemerintah (PP) No 17 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga. Harapannya, agar semua pihak mau berbesar hati dan PON Papua tetap mempertandingkan 50 cabor.
Namun, jika upaya revisi PP Nor 17 tersebut gagal dan PON Papua tetap mempertandingkan 37 cabor, Jatim tidak akan mengubah targetnya pada PON 2020.
"Apapun resikonya, Jatim tetap bertekad merebut juara umum," tegasnya.
Melalui lokakarya olahraga yang digelar Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan KONI Jatim ini, Erlangga juga berharap ada solusi terbaik dalam menangani rasionalisasi cabor-cabor PON 2020.
"Karena lokakarya ini beda dengan seminar. Lokakarya harus konstrukfif. Hasilnya, akan diserahkan ke Menpora untuk dibahas lebih lanjut dengan KONI Pusat," jelasnya.
Advertisement