Jatim Kemarin, Bus Nyemplung Kali hingga Inovasi Helm Keselamatan
Kecelakaan maut di Blitar serta inovasi dari mahasiswa UMM merupakan dua di antara beragam peristiwa yang tersaji di ngopibareng.id, kemarin, Sabtu, 7 Desember 2019.
Bus Terjun ke Sungai
Kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Kesamben atau lebih tepatnya di Jembatan Sungai Judel sebelah timur Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kesamben sekitar jam 06.30 WIB pagi tadi. Sebuah bus berpenumpang terjun ke Sungai Judel setelah berusaha menghindari sepeda motor. Akibatnya, lima orang penumpang bus tewas di tempat setelah bus terjun ke Sungai Judel.
Kecelakaan maut ini bermula saat bus Fabian Anugrah Trans dengan nomor polisi AG 7555 UR yang berjalan dari arah barat tepat di atas jembatan, mencoba menghindari truk tronton yang sedang berhenti karena mogok di atas jembatan. Bus kemudian menghindar ke kanan. Namun saat menghindar tersebut, dari arah berlawanan muncul sepeda motor. Tabrakan antara bus dengan sepeda motor pun tak dapat dihindari.
Usai menabrak sepeda motor, kecelakaan tak berhenti di situ saja. Usai menabrak sepeda motor, bus kemudian terjun ke sungai. Diduga usai menabrak sepeda motor, sopir bus kehilangan kendali. Akibatnya, lima orang menjadi korban meninggal dunia akibat kecelakaan ini.
Inovasi Helm Keselamatan
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat inovasi helm tanggap kecelakaan lalu lintas. Hal itu diperuntukkan bagi pengendara roda dua yang diberi nama Iot Smart Helmet(Ioshel).
Mereka adalah Tito Setyawal Putra dan Dwi Puji Laksono, dari Fakultas Teknik, UMM. Helm pintar ini dilengkapi oleh Global Positioning System (GPS) yang nantinya berfungsi koordinat lokasi secara otomatis saat pengendara mengalami kecelakaan lalu lintas.
Selain itu, helm pintar ini juga dilengkapi sollarcellsebagai pengisian daya dan dapat juga diisi dayanya dengan dicas menggunakan pengisi daya handphone.Dengan kapasitas daya sebesar 1100 MAh yang bisa bertahan sekitar 24 jam ketika digunakan dalam berkendara.
"Cara kerjanya, helm tersebut akan secara otomatis mengirimkan koordinat GPS ke aplikasi Telegram dan SMS biasa ke nomor yang telah didaftarkan, bisa ke polisi, keluarga, atau pun rumah sakit, secara otomatis ketika terjadi kecelakaan," tutur Tito Setyawal Putra dalam rilis yang diterima ngopibareng.id
Tito menerangkan helm ini akan mengirimkan data berupa koordinat lokasi kecelakaan dengan 3 indikator yang ada yaitu, getaran, kemiringan, dan tingkat kecepatan. Sehingga lokasi kendaraan akan segera diketahui.
Pembuatan helm ini kata Tito dilatarbelakangi oleh kasus kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian terbesar kedua di dunia.
"Berdasarkan data Global Status Report on Road Safety,pada 2015, tiap tahun di seluruh dunia, lebih dari 1,25 juta korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas dan 50 juta orang luka berat. Dari jumlah ini, 90 persen kecelakaan terjadi di negara berkembang, terdapat sebanyak 54 persennya merupakan jumlah kendaraan yang terdaftar di dunia," jelasnya.
Berdasarkan data itulah maka Tito bersama dengan rekannya merancang helm pintar tersebut yang harapannya dapat mempercepat evakuasi kecelakaan lalu lintas.