Jatim di Bawah Lampung dalam Peningkatan Produksi Padi 2020
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyerahkan Penghargaan Bidang Pertanian Tahun 2021, di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan Jakarta Pusat, Senin 13 September 2021.
Berdasarkan kinerja produksi beras dan ekspor pertanian di 34 provinsi dan 467 kabupaten/kota yang memproduksi beras, Kementerian Pertanian memilih 5 provinsi dan 5 kabupaten/kota dengan peningkatan produksi beras tertinggi. Selain itu, Kementerian Pertanian juga menetapkan 5 provinsi dan 5 kabupaten/kota yang memiliki kinerja ekspor pertanian terbaik.
Adapun penerima Penghargaan Bidang Pertanian 2021 dengan kategori Peningkatan Produksi Padi Tertinggi periode 2019–2020 di tingkat provinsi adalah sebagai berikut: peringkat I diraih oleh Provinsi Lampung; peringkat II Provinsi Jawa Timur; peringkat III Provinsi Banten; peringkat IV Provinsi Sumatera Selatan; dan peringkat V Provinsi Jambi. Sementara, di tingkat kabupaten, peraih peringkat I adalah Kabupaten Cilacap; peringkat II Kabupaten Brebes; Peringkat III Kabupaten Ngawi; Peringkat IV Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur; dan peringkat V Kabupaten Gresik.
Untuk kategori Nilai Ekspor Komoditas Pertanian Tertinggi periode Januari 2020 sampai dengan Juni 2021 di tingkat Provinsi, peraih peringkat I adalah Provinsi Jawa Tengah; peringkat II Provinsi Kalimantan Timur; peringkat III Provinsi Jambi; peringkat IV Provinsi Kalimantan Barat; dan peringkat V Provinsi Sulawesi Utara. Sedangkan di tingkat kabupaten, peraih peringkat I adalah Kabupaten Kota Baru; peringkat II Kabupaten Deli Serdang, peringkat III Kabupaten Kotawaringin Barat; peringkat IV Kabupaten Semarang; dan Peringkat V Kabupaten Bintan
Wapres dalam pidatonya meyakini sektor pertanian menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional di tengah pandemi Coronavirus disease 2019 (COVID-19). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, sepanjang 2020, terdapat pertumbuhan sebesar 1,75% serta peningkatan ekspor sebesar 8,72% pada Januari–Juli 2021.
Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS pada Februari 2021 juga mencatat sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mampu menyerap tenaga kerja terbanyak, yaitu 29,59%.
Namun, capaian tersebut belum dibarengi peningkatan kesejahteraan petani, dimana sebesar 46,30% jumlah rumah tangga miskin di Indonesia berasal dari sektor pertanian. Untuk itu, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani, berbagai inovasi di sektor pertanian perlu dilaksanakan secara konsisten.
“Inovasi dan terobosan melalui antara lain reformasi pertanian, intensifikasi produksi, dan peningkatan akses pasar menjadi upaya nyata yang harus diimplementasikan pelaksanaannya di lapangan secara konsisten untuk mewujudkan kesejahteraan petani,” pesan Wapres.
Wapres meminta pemerintah pusat dan daerah terus berinovasi dalam merumuskan kebijakan bidang pertanian.
Pemerintah, pusat dan daerah, harus beradaptasi dan berinovasi dalam merumuskan kebijakan dan rencana aksi yang dapat memfasilitasi para insan pertanian agar tetap sehat dan produktif.
Dalam acara yang diselenggarakan secara hybrid (perpaduan luring dan daring) tersebut, Wapres menekankan bahwa keberhasilan sektor pertanian merupakan hasil sinergi dan kolaborasi yang baik.
Ketangguhan sektor pertanian di masa krisis seperti ini tentunya tidak dapat dilepaskan dari kerja keras dan sinergi para insan pertanian, serta komitmen kuat dari pemerintah daerah.
“Roda pembangunan pertanian nasional pun tak akan bisa digerakkan tanpa adanya kerja bersama yang integratif dan kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah,” kata Wapres.
Dengan adanya Penghargaan Bidang Pertanian yang diberikan kepada pemerintah daerah karena partisipasi aktif dan inovatif membangun pertanian di daerah masing-masing, Wapres berharap hal tersebut akan menginspirasi daerah lain untuk melakukan aksi serupa.
“Saya mengharapkan penganugerahan Penghargaan Bidang Pertanian Tahun 2021 dapat menjadi penyemangat para kepala daerah dan unsur-unsur pemerintah daerah lainnya. Karena, tanpa komitmen, pemikiran kreatif dan kerja keras mereka, roda pertanian tak akan bisa berputar cepat dan memberikan hasil yang membanggakan,” ujar Wapres.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan pendekatan yang dikembangkan pemerintah sebagai upaya meningkatkan kapasitas produksi pangan, antara lain dengan mekanisasi, efisiensi dan pendekatan teknologi tepat guna, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, serta Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks). Strategi tersebut terus dioptimalkan dengan memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
“Kami memahami, pembangunan pertanian bisa berjalan secara baik dan efektif jika pemerintah daerah terus mau melakukan dan menemukan cara pandang terhadap kebutuhan pertaniannya sendiri dalam mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, bergizi seimbang di seluruh wilayah,” kata Yasin Limpo.