Jati Diri GP Ansor dan Banser ya Santri, Pesan PBNU
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengatakan bahwa Gerakan Pemuda (GP) Ansor didirikan sebagai wahana konsolidasi santri. Ketika didirikan pada 1934, GP Ansor merupakan organisasi tempatnya santri-santri.
Santri-santri itu adalah murid-muridnya, pengikut-pengikutnya, khadim-khadimnya kiai. Gus Yahya lantas menegaskan bahwa jati diri GP Ansor adalah santri.
"Maka santri ini harus terus menjadi jati diri dari Gerakan Pemuda Ansor. Tidak boleh Gerakan Pemuda Ansor ini mengambil karakter selain dari idealisasi karakter santri," ujar Gus Yahya panggilan akrbnya.
Hal itu disampaikan Gus Yahya saat menyampaikan arahan dalam Pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) IX dan Kursus Banser Pimpinan (Susbanpim) VII bertajuk Integrasi Tata Kelola dan Pengembangan Sumber Daya Menuju Ansor Masa Depan Bisa di Pondok Pesantren Daarul Mughni Al-Maaliki, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (27 Agustus 2024) malam.
Peran Aktif Profesional
Menurut Gus Yahya, santri bisa berkembang menjadi apa pun, menempati kedudukan apa pun, serta berperan sebagai apa pun dan di mana pun.
"Tetapi santri, seorang santri, di dalam jati dirinya, tidak akan pernah berubah sebagai orang-orang yang mengabdi kepada agama, mengabdi kepada ilmu, mengabdi kepada masyarakat. Ini santri," tambahnya.
Dikesempatan itu, Gus Yahya berharap GP Ansor dapat meningkatkan peran yang lebih besar, lebih kuat, dan lebih besar. "Bersama-sama dengan jam'iyah Nahdlatul Ulama, mari kita sambut harapan-harapan itu dengan upaya yang sungguh-sungguh di dalam satu gerak bersama," pintanya.
Gus Yahya yang juga mantan jubir Presiden RI Ketua 4 Gus Dur juga tak bosan untuk menekankan pentingnya koherensi, saling tersambung, bergandengan satu sama lain, bergerak bersama dalam koordinasi, komando, dan tidak boleh berjalan sendiri-sendiri.
" Dalam berbagai keadaan, GP Ansor dan Bansernya harus siap membuat langkah apa pun yang diperlukan," tutupnya. Demikian dilaporkan Imam Kusnin Ahmad.
Advertisement