Jateng Kirim Bantuan untuk Mahasiswa di Sudan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, membeberkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng dan Biro Kesra Jateng telah bergerak membantu 142 mahasiswa yang tertahan di Sudan. Dia juga mengatakan Kementerian Luar Negeri langsung menyisir keberadaan mereka.
142 mahasiswa tersebut kata Ganjar, selain dari Jawa Tengah juga berasal dari berbagai daerah lain. Saat ini mereka tidak bisa pulang ke Tanah Air. Kepada Ganjar mereka mengatakan kesulitan logistik karena kehabisan uang saku, dan akhirnya mereka mengajukan bantuan sebesar Rp 71 juta.
"Sudah disiapkan tadi dan kita sepakat untuk kita bantu dari BAZNAS. Kita sudah ketemu Ketua BAZNAS, Biro kesra kita dan sudah kita berikan nomor teleponnya mudah-mudahan bisa segera dikirim (bantuannya)," kata Ganjar, Selasa, 15 Mei 2020.
Ganjar mengatakan keberadaan 142 mahasiswa di Sudan tersebut dia ketahui ketika melakukan live instagram beberapa waktu lalu bersama istri dan anaknya. Dalam live tersebut beberapa warga memang mengajukan untuk bisa live secara bersama.
"Kemudian ada yang masuk dari Sudan. 'Pak boleh tidak ngobrol', kemudian saya pencet lalu ngobrol. Ternyata dia sudah pernah ngirim surat, tapi tidak tahu di mana suratnya. Coba kirim lagi dan ternyata kepadanya, kepada saya. Mungkin itu berkahnya Ramadan. Ngirim surat langsung belum sampai, begitu live instagram langsung bisa," katanya.
Waktu Ratas dengan Presiden Ganjar juga menyampaikan kabar tersebut. Bahkan setelah rapat, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudirini langsung mengontak dirinya. Selain dirinya, menurut Ganjar pihak Kemenlu juga langsung kontak Dubes RI di Sudan.
"Dan bantuan memang sudah pernah diberikan. Hanya kita menyampaikan, sepertinya waktunya butuh sedikit panjang, sehingga mereka nyaman belajar di sana dengan mendapatkan kecukupan logistik," katanya.
Menurut Ganjar, para mahasiswa tersebut sudah tidak mendapat kiriman dari orangtuanya. Untuk itu, pihaknya bersama Pemerintah Pusat langsung bergerak, mengingat kondisi negara Sudan yang tengah mengalami krisis.
"Waktu saya konsultasi dengan Bu Menlu, bagaimana sebaiknya? Mungkin orangtuanya tidak bisa mengirim bantuan. Perhatian itu akan sangat baik sekali," katanya.
Advertisement