Jateng Gencar Sosialisasikan New Normal
Pemahaman karyawan terhadap penerapan normal baru di tempat kerja menjadi salah satu tanggung jawab perusahaan. Maka sosialisasi dan pengawasan mesti terus dilakukan. Dengan demikian, meski di tengah pandemi aktivitas ekonomi, khususnya di dunia industri masih tetap bisa berjalan dengan menerapakan protokol kesehatan
"Saat ini memang harus ada yang ngegas dan ngerem. Saya di pemerintahan, bupati dan para pengusaha ini yang ngegas agar ekonomi tidak mandek. Tapi harus ada yang ngerem yaitu dari sisi kesehatan. Maka harus ada saling pengertian," kata Ganjar saat meninjau penerapan normal baru di pabrik PT Norojono Tobacco International, Rabu, 1 Juni 2020.
Penerapan protokol kesehatan di tempat kerja itu sudah berhasil dipraktekkan salah satu karyawan PT Norojono, Endang Murwati (46). Selama masa pandemi ini, ketika bekerja Endang selalu membawa tiga hingga lima masker. Setiap beberapa jam sekali, Ia selalu mengganti masker kain yang Ia kenakan. Wajar saja, karena masker yang Endang memiliki ada 17 buah. Delapan masker hasil dari pemberian tempatnya bekerja, sisanya dia beli sendiri dan sebagian diberi orang.
Endang mengatakan di tempatnya bekerja telah dilakukan penataan sekitar tiga bulan. Antar tempat duduk pekerja di beri jarak dan dipasang pembatas dengan plastik. Selain wajib mengenakan masker, sebelum masuk ke ruang kerja, semua pekerja dicek suhu tubuhnya dan cuci tangan.
"Kalau tidak pakai masker disuruh pulang Pak. Saya punya kalau gak 16 ya 17 masker pak," kata Endang dengan gamblang menjelaskan tata cara bekerja kepada Gubernur Ganjar.
Meski sempat terkejut, Ganjar membenarkan jawaban Endang. Ganjar mengatakan untuk pemakaian masker kain memang baiknya tidak lebih dari empat jam. Karena pemahaman yang luas terhadap protokol kesehatan di tempat kerja, Endang pun mendapat hadiah dari Ganjar berupa uang tunai Rp 500 ribu.
"Tugas jenengan sosialisasi ke teman-teman, kalau nyedak keplak (ditampar kalau mendekat). Masker itu jadikan bagian dari baju yang harus kita kenakan," kata Ganjar.
Ganjar pun mengapresiasi apa yang telah dilakukan PT Norojono yang memberlakukan kerja hanya satu shift, pemasangan pembatas antar pekerja sampai sosialisasi yang terus dilakukan. Menurut Ganjar apa yang telah diterapkan PT Norojono itu bisa menjadi model baru di tempat kerja.
"Nah para pekerja bisa jadi juru kampanye untuk pemberlakuan itu, seperti Bu Endang tadi," katanya.
Advertisement