Jateng Galakkan Belanja Parsel Lebaran dari Produk UMKM
Pemprov Jateng menggalakkan program belanja produk parsel lebaran dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Gerakan ini didasari niat untuk menyerap produk pengusaha kecil, jelang hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah.
Tujuannya, untuk membantu penjualan pengusaha UMKM, di tengah pandemi Covid-19. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 2000 paket yang terbeli oleh Organisasi Pemerintah Daerah (OPD), BUMD maupun BUMN.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah Ema Rachmawati menjelaskan, ada tiga produk parsel yang ditawarkan yakni, paket Sukkari senilai Rp 300.000, paket Medjool senilai Rp 400.000 dan paket Ajwa senilai Rp 500.000.
Di dalam paket parsel tersebut terdapat 10 hingga 14 produk, seperti abon, rengginang, emping, sirup jahe, kopi, stik sayur, serundeng, keripik talas, hingga bandeng kaleng.
Adanya gerakan belanja produk UKM Jawa Tengah ini direspon baik dari berbagai lingkup OPD Provinsi Jawa Tengah.
"Pak Gubernur juga beli yang paket Rp 500 ribu beli lima belas, pokoknya banyak pak gub itu. Pokoknya kalau tidak 15, 20 ya 30 paket belinya, kalau tidak salah ingat. Ya Paket Ajwa, Medjool sama Sukkari dibeli semua," ungkap Ema melalui sambungan telepon, Jumat, 23 April 2021.
Ema mengatakan, selain di OPD Pemprov Jateng, gerakan ini juga dilakukan di lembaga keuangan, yang dikomandoi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ke depan, program ini diharapkan diadopsi dengan event yang berbeda.
"Ide awalnya dari Pak Amman OJK, yang ingin membantu penjualan dari UKM. Ini sebagai bentuk karikatif (bantuan kepedulian), di masa lebaran kan banyak membutuhkan. Harapannya untuk event lain semisal pemberian cenderamata kita arahkan ke UKM. Seperti yang dilakukan OJK, yang memberikan bingkisan ke tamu tapi isinya dari produk UKM," imbuhnya.
Ema juga menuturkan produk parsel lebaran itu telah terjamin kualitas, keamanan, dan kehalalannya karena sebelumnya telah dilakukan proses kurasi produk.
"Kalau kesiapan dari UKM, terlebih dahulu kami kurasi. Paling tidak untuk yang produk makanan harus memiliki izin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) dan (label) halal. Itu untuk menjamin keamanan dari konsumen. Kedua, dari segi kemasan harus yang bagus, saya tidak mau yang bungkusnya plastik tipis. Selanjutnya kapasitas produksi harus siap memenuhi 1000 paket dalam kurun dua minggu," ujar Ema.