Jasa Tirta Sebut Klorin DAS Brantas Tak Setinggi Ukuran Ecoton
Perum Jasa Tirta 1 menyebut kadar klorin di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas tidak setinggi hasil pengukuran yang dilakukan oleh lembaga pemerhati lingkungan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton).
Hasil pengukuran dari Perum Jasa Tirta 1 yang dilakukan pada Januari 2020 dan April 2020, di 21 titik DAS Brantas, hanya ada dua titik yang kadar klorinnya melebihi standar baku mutu yang ditetapkan pemerintah, sebesar 0,03 ppm (part per million).
Dua titik tersebut berada di Jembatan Padangan, Mojokerto, Jawa Timur, dan Lengkong Baru, Mojokerto, Jawa Timur. Di dua lokasi tersebut kadar klorin yang ditemukan oleh Perum Jasa Tirta 1 sebesar 0,05 ppm, hasil pengukuran pada Januari 2020.
"Tapi di bulan April 2020, kami tidak melihat sama sekali. Dari 21 titik tidak ada yang melampaui ambang batas," tutur Dirut Perum Jasa Tirta 1, Raymond Valiant pada Sabtu, 25 Juli 2020.
Terkait dengan penemuan Ecoton yang yang menemukan kadar klorin sebesar 0,15 ppm di Kali Brantas Malang, setelah mengambil sampel air pada 20 Juli 2020 lalu. Raymond tidak bisa mengomentari hasil tersebut.
"Kami tidak bisa menanggapi. Kami juga tidak bisa bilang itu salah. Karena kami tidak tahu metode sampling yang dilakukan oleh Ecoton seperti apa dan apakah prosedur pengujiannya juga benar," katanya.
Raymond mengklaim bahwa laboratium lingkungan yang dimiliki oleh Perum Jasa Tirta 1 sebagai tempat uji sampel air DAS Brantas sudah terakreditasi dengan standar ISO 17025.
"Jika berhubungan dengan lingkungan, tidak hanya berhubungan dengan prosedur. Tapi juga memeriksakannya di laboratorium yang tersertifikasi pengujiannya," tuturnya.
Raymond menjelaskan secara prosedur pihaknya juga melakukan pengukuran secara berkala tiap tiga bulan sekali di 21 titik DAS Brantas yang ada di Jawa Timur.
"Jadi kita tidak bisa mengambil kesimpulan hanya dengan mengambil sampel di satu titik tapi kami mengambilnya di beberapa titik (DAS Brantas)," ujarnya.
Untuk penelitian terbaru, Raymond mengatakan pihaknya sudah melakukan pada Juni 2020 dan hasilnya akan keluar pada Juli 2020 ini.
Terkait tingginya kadar Klorin yang ada di DAS Brantas karena tercemar oleh cairan disinfektan akibat masifnya digunakan ketika pandemi Covid-19. Raymond melihat, hal itu masih belum bisa dibuktikan.
"Data di kami kadar klorin pada Januari 2020 sebelum pandemi Covid-19 malah tinggi di dua titik. Sedangkan pada April 2020, kami tidak melihat sama sekali (kadar klorin tinggi di 21 titik DAS Brantas)," terangnya.
Advertisement