Jasa Potong RPH Surabaya Alami Penurunan Tahun Ini
Direktur Utama Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Surabaya, Fajar Isnugroho mengatakan bahwa adanya penurunan jumlah minat jasa pemotongan hewan pada Idul Adha tahun ini.
"Iya ada sedikit penurunan dari tahun kemarin. Tahun lalu total 170 ekor sapi dipotong di RPH. Kalau tahun ini data yang masuk ada 160 ekor sapi yang akan dipotong sampai 2 Juli 2023 nanti," kata Fajar ditemui di kantor RPH yang ada di Jalan Pengirian, Surabaya.
Fajar mengungkapkan, penurunan jasa potong hewan tahun ini lantaran banyak warga yang memilih untuk memotong hewan kurbannya secara mandiri.
"Tahun lalu ada Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang merebak pada hewan, jadi masyarakat lebih hati-hati. Kalau sekarang mereka lebih berani untuk potong sendiri, jadi ada penurunan sedikit saja," terangnya.
Pihaknya menjelaskan, pihaknya memfasilitasi jasa potong hewan mulai tanggal 28 Juni sampai 2 Juli 2023 mendatang.
"Yang beda kalau potong di RPH ketika ditemukan cacing hati pada hewan kurban, hatinya tidak boleh dibawa pulang karena tidak layak konsumsi. Kalau nekat dibungkus dan dikonsumsi bisa terkena penyakit," ungkap Fajar.
Lanjutnya, semua bagian hewan kurban mulai dari kepala, kulit, kaki dan lainnya adalah milik pengurban. "Tapi bila ditemukan indikasi cacing di dalam hati atau jeroan, jeroan akan kita tahan, tidak boleh dibawa pulang, nanti akan dimusnahkan," imbuhnya.
Selain itu, Fajar juga menambahkan, untuk tahun ini jasa pemotongan hewan di RPH mengalami kenaikan setelah 18 tahun. Jasa pemotongan sapi yang semula Rp50 ribu menjadi Rp100 ribu per ekor termasuk PPN.
"Kita mulai naik sejak Desember 2022 lalu, dari terakhir naik 2004," paparnya.
Katanya, harga pemotongan hewan di RPH lebih murah dibandingkan kota lainnya seperti Jakarta dan Semarang.
Untuk diketahui, hari ini ada sekitar 70 ekor sapi yang dipotong di RPH dan pada Rabu, 28 Juni 2023 sekitar 17 ekor sapi.
Sementara itu, Walikota Surabaya Eri Cahyadi, mengungkapkan bahwa kenaikan harga pemotongan hewan di RPH karena juga mempertimbangkan biaya operasional yang cukup tinggi.
"(Tarif pemotongan) RPH dari tahun ke tahun gak pernah mengalami kebaikan. Setelah studi banding diusulkan untuk dinaikkan karena di Surabaya paling murah. Gaji petugas dan tukang jagal juga harus dipikirkan, harga kita tetap masih rendah dibanding Jakarta dan Semarang," kata Eri ditemui di lokasi yang sama.
Advertisement