Jargas Laris Manis, Ditambah 5.000 SR di Kademangan, Probolinggo
Sebanyak 5.000 sambungan rumah (SR) proyek jaringas gas (jargas) dicanangkan untuk empat kelurahan di Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. Itu menyusul sebanyak 5.088 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo yang telah menikmati jargas sejak diresmikan 5 Maret 2019 lalu.
“Sudah dilakukan pendataan di empat kelurahan yakni, Pilang, Ketapang, Triwung Lor, dan Triwung Kidul. Direncanakan ada 5.000 sambungan rumah,” ujar Camat Kademangan, Pujo Agung Satrio, Rabu sore, 10 Oktober 2019.
Dikatakan masih terdapat dua kelurahan tersisa yakni, Pohsangit Kidul dan Kademangan. “Dua kelurahan juga sudah didata, hanya saja untuk pengajuan jaringan gas selanjutnya. Siapa tahu masih ada jatah tambahan,” katanya.
Disinggung kapan proyek jaringan gas (jargas) yang difasilitasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) itu dikerjakan, Pujo mengatakan, pada 2020. “Sekarang tahap pendataan, baru tahun depan proyek fisik jargas dikerjakan,” ujar alumnus S-2 Administrasi Publik, Universitas Merdeka (Unmer) Malang itu.
Yang jelas, warga di Kecamatan Kademangan berharap bisa menikmati jargas seperti 5.088 rumah tangga di kecamatan tetangga, Mayangan. “Apalagi informasinya, dibandingkan gas elpiji melon, jargas ini lebih hemat sekitar 40 persen, warga semakin tertarik,” kata Pujo.
Sejumlah warga di Kecamatan Kademangan ketika dihubungi terpisah mengaku, rumahnya segera tersambung ke jargas.
“Warga di lingkungan saya sudah mengumpulkan fotokopi KTP dan rekening listrik untuk pendataan jargas,” kata Agus Purwoko, warga Kelurahan Pilang.
Apakah sudah ada sosialisasi terkait proyek jargas, Agus mengatakan, sosialisasi diikuti pihak RT dan RW. “Sosialisasi diikuti RT/RW, setelah itu RT/RW menyampaikan kepada warganya,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ahmad Fauzi, juga warga Pilang. “Karena informasinya jargas itu lebih murah dibandingkan elpiji melon, ya saya senang kalau jargas disambungkan ke rumah-rumah warga,” kata warga Jalan Raya Bromo, Kota Probolinggo itu.
Sebelumnya, Wali Kota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin mengatakan, sejauh ini jumlah 5.088 SR itu baru setara 40% dari total rumah tangga di Kota Probolinggo. Karena itu Pemkot Probolinggo mengajukan tambahan jargas kepada Kementerian ESDM.
Tambahan jargas sebanyak 5.000 SR itu diperuntukkan rumah tangga di Kecamatan Kademangan. “Bahkan di Kecamatan Mayangan masih ada yang masuk waiting list sebanyak 800 KK,” kata Habib Hadi, panggilan akrab wali kota.
Seperti halnya di Kota Probolinggo, proyek jargas yang difasilitasi Kementrian ESDM dan PT PGN Tbk juga akan menjangkau dua kecamatan di Kabupaten Probolinggo yakni, Tongas dan Sumberasih.
Pada 2019 akan dipasang sebanyak 4.000 SR, kemudian disusul 6.000 SR pada 2020 mendatang. “Jaringan pipa induk sudah ditanam di bahu jalan nasional tinggal menyambungkan ke rumah-rumah penduduk,” kata Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Kabupaten Probolinggo Susilo Isnadi.
Pembangunan Metering Regulating Station (MRS), kata Susilo, ditempatkan di dekat RSUD Tongas. Sementara pembangunan Regulating Station (RS) sebanyak lima titik juga sudah rampung.
Keunggulan gas bumi dibandingkan dengan LPG bersubsidi, lanjut Susilo, tekanannya lebih rendah, sehingga lebih aman digunakan dalam rumah tangga. Selain itu, tingkat konsumsinya dalam sebulan bisa hemat sampai 40% daripada penggunaan biasanya.
Susilo mencontohkan, misalnya dalam satu bulan rumah tangga yang menggunakan LGP 3 Kg menghabiskan sebesar Rp 74 ribu, maka jika menggunakan jaringan gas bisa hemat sampai 40%.
Seperti diketahui, tarif jargas untuk rumah tangga biasa tarifnya hanya Rp 4.250 per meter kubik. Sementara untuk tipe R2 atau home industry, tarifnya menjadi Rp 6.000 per meter kubik.