Janur Kuning, Pameran 10 Pelukis Kediri yang Bernyali
Di jaman yang heboh dengan urusan politik sekarang ini, untuk berkesenian diperlukan nyali. Berkesenian sudah jadi kegiatan langka, bahkan kelihatan aneh. Hanya seniman-seniman militan saja yang tetap berkesian dan menggelar even kesenian.
Setidaknya miltansi itulah yang ada pada sepuluh pelukis dari Kediri, yang sejak 19 hingga 23 Juni untuk pameran lukisan di Galeri Prabangkara, Taman Budaya jawa Timur, di Surabaya. Kesepuluh pelukis Kediri itu masing-masing adalah Agung Gondrong, Ali Sodiqin, Chandra Indratno, Ari Berta Galung, Miftahul Mufid, Marga Wisnu Anggada, Ruslan, Sutikno, Saifudin dan Urip Santoso.
Tidak sering terjadi, pelukis dari daerah berpameran bersama di Surabaya. Biaya tidak sedikit, apalagi apabila semua biaya yang harus dikeluarkan ditanggung sendiri oleh para pelukis. Sementara pemerintah daerah tidak banyak yang peduli untuk mengorganisasi serta mendukung para seniman di daerahnya tampil di ibu kota provinsi, kecuali paket-paket kesenian rutin tiap tahun yang dikelola dinas terkait.
Karena itu sepuluh pelukis Kediri itu layak diapresiasi. Para pelukis dari daerah lain juga perlu mencermatinya, berpameran bersama di Surabaya. Uji nyali yang perlu juag mereka lakukan, sambil memperluas jaringan di Surabaya. Siapa tahu bertemu dengan koletor, atau setidaknya menemukan jalan untuk bertemu kolektor.
Untuk berpameran, para pelukis Kediri itu bekerjasama dengan UPT Taman Budaya Jatim, yang memfasilitasi Galeri Prabangkara. Sementara biaya-biaya lain ditanggung oleh pelukis. “Kami berterima kasih kepada UPT Taman Budaya Jatim yang telah memfasilitasi kami. Model kerjasama ini bisa dilanjutkan oleh teman-teman pelukis dari Jawa Timur,” kata Urip Santoso, salah seorang pelukis Kediri yang ikut berpameran.
Bertajuk Janur Gunung, pameran bersama pelukis Kediri inimenampilkan sekitar 40 lukisan, yang dipajang di tiga ruangan galeri. Terdiri dari beragam obyek dan ukuran, nampak sekali para pelukis membebaskan diri dari kuratorial. Ada baiknya, tapi tentu juga ada kekurangannya.
Janur Kuning, Setikno sebagai koordinator para pelukis Kediri, adalah istilah yang artinya kira-kira tumben atau dengaren dalam bahasa Jawa. Dengaren ada pelukis daerah yang pameran bersama di Surabaya, begitu kira-kira maknanya. Atau, tumben ada pelukis daerah yang punya nyali. (nis)
Advertisement