Janji Genjot Produktifitas, Presdir PT Smelting Gresik Temui Gubernur Soekarwo
Presiden Direktur PT Smelting Gresik (PTS) Hiroshi Kondo menemui Gubernur Jatim Soekarwo di Gedung Grahadi Surabaya, Kamis (21/12/2017). Ia datang untuk mengucapkan terima kasih atas dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur terhadap pabrik pengolah tembaga ini.
''Kami secara khusus datang ke Pak Gubernur untuk menyampaikan terima kasih atas dukungannya selama ini," kata Kondo dengan bahasa Inggris. Ia datang didampingi direksi lainnya Hetsuro Sakai dan Irjuniawan R Radjimin.
Ia melaporkan bahwa masalah perselisihan dengan pekerja sudah selesai dengan adanya keputusan Pengadilan Hubungan Kerja PN Gresik. Seperti diketahui, PTS sempat berselisih dengan 308 pekerjanya yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal (FSPM). Akibat perselisihan ini, smelter yang juga memproduksi asam sulfat untuk Petrokimia Gresik ini sempat berhenti produksi selama dua bulan.
Menurut Kondo, dengan telah tuntasnya masalah dengan pekerja PTS ini, ia berjanji untuk terus meningkatkan produktifitas dan kontribusinya bagi perekonomian Jatim. "Kami berjanji untuk terus memberikan kontribusi terhadap perekonomian Jatim," tegasnya.
Gubernur yang akrab dengan panggilan Pakde Karwo ini menyambut baik janji PTS tersebut. Bahkan, ia berharap agar Mitsubishi Material yang memiliki teknologi terbaik di bidang smelter ini menambah kontribusinya dengan menggandeng PT Freeport sebagai pemasok konsentrat.
"Kami ingin kapasitas produksi smelter di Gresik tambah 2 juta ton konsentrat. Sehingga totalnya menjadi 3 juta ton setiap tahun," tuturnya.
Dengan demikian, lanjutnya, produk turunan seperti asam sulfat untuk pupuk dan lainnya makin meningkat pula. "Jawa Timur adalah tempat terbaik untuk investasi. Karena itu, Mitsubishi harus menambah pabriknya di sini," katanya.
Pakde Karwo berharap Mitsubishi yang sudah berpengalaman membuat smelter di Gresik proaktif mengajak Freeport merealisasikan pembuatan Smelter di Jatim. Freeport yang mempunyai tambang emas di Mimika-Papua memang diwajibkan untuk membuat smelter di Indonesia.
Menurutnya, saat ini, 70 persen bahan baku industri diimpor ke Jatim. Jika smelter baru berkapasitas 2 juta ton konsentrat dibangun di wilayah ini, maka bahan baku industri yang diimpor tinggal 50 persen. (azh)
Advertisement