Janganlah Mati Angsuran, Humor Sufi yang Mendebarkan
Beratnya masalah utang menjadi perhatian serius Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (Saw). KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) pun mengingatkan tentang masalah utang yang harus dituntaskan sebelum seseorang dipanggil ke Rahmatullah.
Tapi, faktanya zaman kini nyaris setiap orang, khususnya yang tinggal di perkotaan di kawasan perumahan, nyaris tak bisa lepas dari utang. Bayangkan, setiap rumah tangga baru akan memberanikan diri utang di bank guna mempunyai dan bertempat tinggal di rumah yang baru. Sehingga, setiap bulan mereka pun harus mengangsur (nyicil) di bank.
Masalah utang itu pula menjadi materi dalam suatu pengajian rutin masjid di Surabaya, asuhan Ust Muhammad Ma'ruf Khozin.
Jamaah: "Alhamdulillah, Pak Ustaz, kami sekeluarga tidak punya hutang"
Ustaz: "Bagus, Bu. Berarti tidak punya tanggungan".
Jamaah: "Bagus apanya, Pak Ustaz. Tanggungan di mana-mana. Rumah nyicil. Mobil nyicil. Motor nyicil. HP nyicil. Pinjaman online juga nyicil".
Ustaz: "Waduh. Pokoknya jangan mati nyicil (sakit stroke, mati separuh duluan)".
Jangan main-main dengan hutang. Tanggungan tidak hanya berat di dunia tapi sampai akhirat. Orang mati syahid ada jaminan masuk surga tapi tidak menghilangkan hutangnya:
ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮﻭ ﺑﻦ اﻟﻌﺎﺹ، ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻗﺎﻝ «ﻳﻐﻔﺮ ﻟﻠﺸﻬﻴﺪ ﻛﻞ ﺫﻧﺐ ﺇﻻ اﻟﺪﻳﻦ»
Dari Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Semua dosa orang mati syahid akan diampuni, kecuali hutang" (HR Muslim).
Ketika menyampaikan hadis ini, jamaah pun terdiam. Tak lagi ketawa, meskipun menyimpan keterkejutan.