Jangan Tertipu Tampilan Luar, Ini Benar-benar Lelucon
Seusai pengajian, suatu kali, KH Saiful Mudjab dari Jogja, menerima amplop yang diselipkan sahibul hajat ke tangannya. Tak hanya itu, masih ditambah dua kardus berkat. Yang satu besar, satunya lagi yang kecil.
Sesampainya di rumah, Kiai Saiful Mudjab memberikan kardus berkat yang kecil kepada sopirnya. "Nih! Jatahmu!" katanya.
Toh, si sopir baru beranak satu. Tak banyak mulut yang menunggunya di rumah.
"Terima kasih, Yai!” jawab sopir.
Lalu sang sopir pun buru-buru pulang setelah memasukkan mobil ke garasi, karena sudah larut malam.
Kiai Saiful Mudjab sendiri, seperti biasanya kalau pulang bawa berkat, segera membangunkan anak-isterinya sendiri.
"Berkat! Berkat!” ia sengaja mengeraskan suara.
Sembari masih mengucek-ucek mata, anak isteri pun merubung kardus besar yang diletakkan di atas meja makan.
Dari ukurannya saja kelihatannya menggiurkan. Nyai Saiful membagikan piring-piring, lalu membuka tali rafia yang mengikat berkat itu.
“Alhamdulillah,” sorak bahagia mereka.
Namun, mereka pun terhenyak hampir serempak. "Hah...???".
Betapa terkejutnya mereka. Kardus itu hanya berisi nasi putih tanpa lauk sama sekali!
Dalam perjalanan mengantarkan Kiai Saiful Mudjab pada pengajian kali berikutnya, sang Sopir membuka bicara, “Sahibul hajat yang kemarin itu royal sekali ya, Pak Kiai!" katanya. "Jatah saya saja satu ingkung bakar seekor utuh! Kalau lihat ukuran kardusnya, jatah Pak Kiai pasti paling tidak tiga!”
Kiai Saiful Mujab diam seribu bahasa. Dalam batin, Kiai Saiful Mujab bergumam, "Jangan menilai buku dari sampulnya".
Memetik Hikmah
Bila diartikan secara mendalam, "Jangan menilai seseorang dari tampilan luarnya"
Kisah ini mengandung pesan. Jika kita menilai seseorang dari tampilan luar tanpa mempertimbangkan budi pekertinya kita akan selalu salah langkah dalam kehidupan ini.
Agama adalah kemasan, takwa kepada Tuhanlah isinya. Harta yang banyak adalah kemasan, menikmatinya dengan baik itu isinya. Menjadi juara adalah kemasan, kejujuran dan Sportivitas itu isinya. Rumah mewah hanya kemasan, keluarga bahagia itu isinya.
Pesta pernikahan hanya kemasan, cinta kasih, kesetiaan, dan tanggung jawab itu isinya. Wajah yang cantik jelita hanya kemasan, kepribadian itu isinya. Bicara itu hanya kemasan, kerja nyata itu isinya.
"Buku hanya kemasan, pengetahuan itu isinya. Jabatan hanya kemasan, pengabdian dan pelayanan itu isinya". Demikian pesan Kiai Saiful Mudjab.