Jangan Terlena dengan Wacana New Normal, Pesan Muhammadiyah
Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY), Arif Jamali Muis, mengingatkan masyarakat untuk tidak terlena dengan wacana New Normal. Artinya, protokol kesehatan yang berlaku harus ditaati, dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Merujuk UU PB No 24 Tahun 2008 dan Perka BNPB, Arif menjelaskan, penanganan bencana itu dibagi ke dalam tahap siaga darurat, tanggap darurat, dan transisi darurat ke pemulihan. Berkaca keadaan regional DIY terkait penangan covid-19, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur, DIY masih di masa tanggap darurat sampai 30 Juni 2020.
“Artinya pemenuhan kebutuhan dasar masayrakat harus tetap menjadi pemerintah. Jangan terlena dengan wacana new normal, life normal, atau pembiasaan baru, karena kasus masih tinggi dan saat ini masih dalam tanggap darurat," tutur Arif, dalam keterangan Senin, 15 Juni 2020.
MCCC Jogjakarta berikan masukan ke Dewan Perwakilan Daerah (DPD) DIY, Pemerintah dan Kabupaten Kota di DIY terkait penanganan wabah Covid-19 di wilayah DIY.
Arif menyayangkan, terkait pola komunikasi dan kerja yang dilakukan oleh Tim Gugus Tugas DIY maupun kabupaten/kota yang jarang menyebut peran organisasi masyarakat. Belajar dari pengalaman Gempa dan Erupsi Merapi yang terjadi di Yogyakarta, semangat gotong royong dan guyubnya masyarakat Yogyakarta mampu mempercepat pemulihan Yogyakarta untuk bangkit.
Menurutnya, mentalitas masyarakat Yogyakarta sudah teruji. Mereka berbekal pengalaman yang sudah-sudah memiliki kemampuan untuk membantu percepatan recovery pasca bencana. Oleh karena itu, Sekretaris Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah ini menyarankan kepada Tim Gugus Tugas DIY untuk melibatkan pihak swasta atau NGO.
“Misal ketika menyusun rencana untuk sekolah, Muhammadiyah dan swasta lainnya harusnya diundang untuk membicarakan karena anak bangsa tidak hanya bersekolah di negeri," tegasnya.
Termasuk dengan kebijakan pembukaan masjid kembali, dibutuhkan jalinan kerjasama dan komunikasi yang rapi antara Tim Gugus Tugas Kecamtan dengan Takmir Masjid. Komunikasi pro aktif tersebut diharapkan supaya masyarakat tidak bergerak sendiri, sehingga tidak lagi menimbulkan kluster baru terpapar covid-19. Sebagai Kota Pendidikan, DIY juga perlu memikirkan kedatangan kembali mahasiswa dari luar daerah.
Kesamaan langkah ini penting digalakan antara pemerintah dan seluruh masyarakat, termasuk organisasi yang bergerak di sektor kebencanaan, karena menginggat wabah pandemi ini masih baru. Terakhir Arif menyampaikan dan melaporkan yang telah dilakukan Muhammadiyah. Serta Muhammadiyah terbuka untuk melakukan kerjasama dengan pemerintah dan pihak lain.
“Muhammadiyah sangat terbuka untuk bekerjasama dengan pemerintah dan pihak-pihak lainnya, untuk bangkit dan menatap masa depan," kata Arif.