Jangan Tebang Pohon, Pesan Khalifah Abu Bakar Jaga Lingkungan
Adanya banjir bandang di sejumlah daerah di Indonesia, membuktikan fakta kecerobohan sementara orang dalam mengelola lingkungan hidup. Mereka enak saja, tak peduli, menggunduli hutan tanpa melakukan ikhtiar penanaman kembali (reboisasi).
Kita bisa saksikan fakta banjir bandang di Kota Batu, pekan ini. Disebabkan bagian atas daerah di datatan tinggi itu, yang telah ditebangi pohon-pohonnya untuk rencana pembangunan pemukiman.
"Bumi dan isinya telah berjuta-juta tahun merupakan bahan mentah yang belum diolah. Kepada manusia, dengan berbagai bekal yang dimilikinya diharakan dapat mengolah berbagai bahan mentah itu," tutur Muhammad Ghufron dalam Fikih Lingkungan.
Dalam perkembangan Fikih Lingkungan di Indonesia, telah dirintis ulama legendaris KH Ali Yafie. Kini, rintisan gagasan fikih tersebut telah bersambung dan relevan dengan kondisi di tanah air.
Kesejahteraan hidup manusia besar ketergantungan pada pandainya manusia mengolah alam lingkungan sesuai dengan tujuan Allah menciptakan itu semua. Sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam Al-Quran (QS 15:20.)
Bahkan disediakan bagi manusia keperluan hidup yang terkandung di Langit, seperti matahari (cahayanya), bintang-bintang (sebagai petunjuk arah), udara, bulan dan benda-benda lain yang ditundukkan Allah untuk kemudahan dan kepentingan hidup manusia. (QS 45:13).
Akal manusia terus berkembang,dan manusia terus berusaha memahami alam, menentukan keteraturan kejadian dan gejala-gejala yang tertera dalam alam, mencari hubungan kait-mengait dan sebabakibat antara gejala alam yang satu dengan gejala alam yang lain.
Pesan-Pesan Al-Quran
Secara berangsur-angsur manusia berhasil menggali hukum alam yang mencerminkan kekuasaaan dan kebesaran Penciptanya, Allah SWT.
Akal tidak berhenti, dan terus mencari rahasia alam baru, sehingga cakrawala pikiran maju dan terus meluas. Akan tetapi terkadang kemajuan itu lepas kendali. Tiba-tiba dunia dikejutkan oleh kemampuan akal manusia untuk membangun alat dan senjata dengan teknologi yang dapat memusnahkan manusia sendiri.
Keresahan timbul di banyak kalangan, dan orang mulai mempertanyakan diri apa yang keliru dalam pertumbuhan pembangunan di dunia sekarang ini. Dan inilah salah satu bentuk kerusakan yang disinyalir Al-Qur`an (QS 30:41).
Oleh Karena itu, seharusnya sikap manusia terhadap lingkungannya bersifat aktif memanfaatkannya secara wajar dan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan hidup manusia. Dalam rangka ini manusia dituntut untuk memanfaatkan lingkungan yang terdekat pada manusia, seperti tanah ( QS 56:63-65; QS 2:22), air (QS 21:30; QS 24;45; QS 39:21), hutan (QS 50:7-11), pertambangan (QS 57:4).
Nabi pernah melarang menebang pohon yang akan berbuah kepada tentara yang mau berperang. Nabi mengeluarkan perintah: “Jangan rusak pohon kurma, jangan cabut pepohonan, dan jangan runtuhkan rumah.”
Khalifah Abu Bakar juga melarang tentara untuk merusak pohon kurma dan menebang pohon berbuah. Nabi juga menyebut bahwa api, air, dan padang rumput adalah milik bersama bagi suatu masyarakat yang harus dipelihara untuk kepentingan bersama.
Demikian dikutip dari Fikih Lingkungan, tulisan Muhammad Ghufron (Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai, Gorontalo)