Jangan Sembarangan Memilih Pasta Gigi, Ini Panduannya
Mungkin banyak yang belum tahu fungsi pasta gigi sebenarnya. Pasta gigi punya peran penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pertama, menyikat gigi dengan pasta dapat menghilangkan plak di mulut. Plak adalah lapisan bakteri yang menempel dan berkembang biar di permukaan gigi dan akhirnya membuat gigi rusak.
Selain itu, pasta gigi juga mengandung fluoride yang membuat gigi lebih kuat. Pasta gigi juga bisa membuat permukaan gigi lebih bersih dari kotoran dan noda. Terakhir, pasta gigi juga membuat mulut lebih harum.
Pasta Gigi Sejak Romawi Kuno
Penggunaan pasta gigi untuk membersihkan gigi dimulai sejak tahun 5.000 sebelum Masehi (SM) oleh Bangsa Mesir, jauh sebelum sikat gigi ditemukan. Bangsa Yunani, Romawi, dan masyarakat di China juga diketahui telah menggunakan pasta gigi sekitar 500 tahun sebelum Masehi. Dulu pasta gigi juga digunakan sama seperti saat ini, yaitu untuk menjaga kebersihan gigi dan gusi, memutihkan gigi, dan menyegarkan napas.
Komposisi pasta gigi kuno bervariasi dan berbeda, yaitu terbuat dari bubuk abu dan kulit telur yang dibakar, serta dikombinasikan dengan batu apung. Bangsa Yunani dan Romawi menambahkan tulang-tulang yang dihancurkan dan cangkang tiram untuk menambah efek abrasif.
Untuk membantu menghilangkan bau mulut, bangsa Romawi menambahkan juga arang dan kulit kayu. Sedangkan bangsa China menggunakan berbagai substansi di dalam pasta gigi termasuk ginseng, mint herbal, dan garam.
Pasta Gigi Modern
Perkembangan pasta gigi modern dimulai pada awal tahun 1800-an, yaitu pasta gigi yang mengandung sabun dan pada tahun 1850-an mengandung kapur. Di Inggris, pada tahun 1800-an, pinang digunakan sebagai komposisi pasta gigi, dan tahun 1860-an pasta gigi dibuat sendiri menggunakan arang tanah.
Sebelum tahun 1850, pasta gigi biasanya berbentuk bubuk, dan selama tahun 1850 dikembangkan bentuk pasta gigi baru di dalam stoples (disebut crème dentrifice). Pada tahun 1873, sebuah perusahaan pasta gigi di Amerika mulai memproduksi massal pasta gigi di dalam stoples.
Selanjutnya pada 1890, diperkenalkan pasta gigi modern di dalam tube dan sampai sekarang masih kita gunakan.
Jenis, Komposisi, dan Fungsi Pasta Gigi
Setelah tahun 1945 komposisi sabun di dalam pasta gigi digantikan oleh komposisi lain untuk membuat pasta menjadi lebih halus atau emulsi, seperti sodium lauryl sulphate. Pada pertengahan abad ke-20, pasta gigi modern dikembangkan untuk membantu mencegah atau mengobati penyakit dan kondisi tertentu seperti sensitivitas gigi.
Pasta gigi ber-fluoride diperkenalkan pada tahun 1914 yang digunakan untuk membantu mencegah gigi berlubang. Pasta gigi dengan abrasivitas yang sangat rendah juga dikembangkan untuk mencegah masalah yang disebabkan oleh penyikatan gigi yang berlebihan.
Pasta gigi saat ini biasanya mengandung fluoride, pewarna, perasa, pemanis, serta bahan-bahan lain yang membuat pasta gigi menjadi halus, berbusa, dan tetap lembab.
5 Jenis Pasta Gigi Berdasarkan Komposisi Aktifnya
Pilihlah pasta gigi sesuai kondisi rongga mulut Anda. Alangkah lebih baiknya periksa dulu rongga mulut ke dokter gigi langganan, untuk menyesuaikan pilihan pasta gigi yang tepat.
1. Pasta gigi untuk pencegahan dan perawatan gigi berlubang
Fluoride memiliki kemampuan untuk mengembalikan mineral yang hilang pada lapisan enamel gigi sehingga mencegah berkembangnya proses gigi berlubang.
Beberapa kategori konsentrasi fluoride yang terdapat di dalam pasta gigi antara lain:
a. Konsentrasi fluoride kurang dari 1000 ppm, dianggap paling aman untuk menghindari terjadinya risiko fluorosis (perubahan pada enamel akibat kelebihan fluoride).
b. Konsentrasi fluoride 1000-1500 ppm, dianggap paling optimal dan aman di dalam pasta gigi. Konsentrasi ini mampu mengurangi risiko gigi berlubang sebanyak 19-27 persen dan menurunkan risiko fluorosis.
c. Konsentrasi fluoride 2500-5000 ppm, dapat mengurangi risiko gigi berlubang sebanyak 36 persen. Semakin tinggi konsentrasi fluoride, maka semakin tinggi kemampuannya untuk mengembalikan mineral yang hilang pada lapisan enamel dan dentin gigi. Namun, perlu diperhatikan efek samping fluorosis yang mungkin terjadi.
2. Pasta gigi untuk pencegahan dan perawatan penyakit gusi dan jaringan pendukung gigi lainnya
Penyebab penyakit gusi dan jaringan pendukung gigi lainnya adalah bakteri di dalam plak gigi. Oleh karena itu, dua hal yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit ini adalah menghilangkan plak gigi secara rutin dan mencegah pertumbuhan bakteri.
Beberapa kategori pasta gigi yang berperan antara lain:
a. Mengandung ekstrak tumbuhan alami, minyak esensial, enzim atau vitamin, yang berfungsi sebagai antibakteri dan antioksidan.
b. Mengandung antiseptik sintesis atau substansi antibakteri.
3. Pasta gigi untuk perawatan gigi sensitif
a. Memiliki efek analgesik (misalnya mengandung potassium nitrate)
b. Menutup dentin tubuli (misalnya mengandung stannous fluoride)
4. Pasta gigi untuk memutihkan gigi
Tujuan utama pasta gigi ini adalah untuk menghilangkan plak secara mekanis atau kimiawi. Selain itu, jenis pasta gigi ini diberikan bahan kimia tambahan untuk efek pemutih.
a. Mengandung bahan abrasif atau enzim, yang berfungsi untuk memutihkan gigi dengan cara menghilangkan plak pada gigi.
b. Mengandung bahan kimia seperti hidrogen peroksida atau kalsium peroksida untuk memecah molekul noda pada gigi, sehingga didapatkan efek gigi yang lebih putih.
5. Pasta gigi untuk tujuan spesifik lainnya
Beberapa produsen pasta gigi mengembangkan pasta gigi yang mengandung bahan spesifik untuk beberapa tujuan khusus, seperti:
a. Mengandung zaitun, betaine dan xylitol, yang berfungsi untuk merangsang sekresi air liur saat tidur.
b. Mengandung antikosidan dan enzim seperti laktoperoksidase, lysozyme, lactoferrin, dan glycozyloksidase; yang berfungsi untuk kasus rongga mulut yang sensitif terhadap pasta gigi.
c. Mengandung antivirus, seperti larifan. Pasta gigi ini efektif untuk kasus stomatitis (khususnya kasus herpes), gingivitis, dan periodontitis.
Cek Sertifikasi pada Pasta Gigi
Sebaiknya Anda cek kembali apakah pasta gigi favorit Anda sudah tersertifikasi atau belum. Pilih pasta gigi yang sudah mendapat lolos uji dari beragam lembaga seperti Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) dan juga Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Jika sudah, berarti pasta gigi Anda aman untuk digunakan.