Jangan Sebatas Formalitas, Pesan Haedar Nashir soal Akhlakul Karimah
Banyak lulusan dari sekolah Muhammadiyah yang memiliki karakter sebagai insan yang terdidik dalam menjaga akhlak yang baik dan ada etos belajar tanpa disuruh.
"Sering beberapa kali saya ke sekolah-sekolah Muhammadiyah dan masih banyak titik-titik kebanggaan dari SD Muhammadiyah, bahkan sekarang bertumbuh menjadi sekolah unggulan dan sekolah alternatif," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, dalam siaran pers diterima ngopibareng.id, Senin (29/1/2018).
Karena kehadiran Muhammadiyah dianggap membantu masyarakat ada tokoh adat yang mewakafkan tanahnya untuk dibangun sekolah Muhammadiyah.
"Artinya kehadiran sekolah Muhammadiyah memberi harapan masyarakat untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat tanpa berpikir agama, suku, ras, dan lainnya tanpa diskriminasi. Juga mempraktekkan hidup dengan kemajemukan. Muhammadiyah mempraktekkan itu tanpa banyak bicara," kata Haedar.
Hal tersebut pula disampaikan Haedar Nashir dalam acara Milad ke 54 SD Muhammadiyah Sukonandi di Halaman Sekolah SD Muhammadiyah Sukonandi unit 2, Sabtu (27/1/2018). Dalam kesempatan itu, Haedar berpesan kepada seluruh siswa SD Muhammadiyah Sukonandi agar menjadi siswa yang cerdas berilmu dan berakhlak mulia.
"Kecerdasan semakin diasah semakin hidup, maka ini harus terus diasah. Pendidikan Islam yang baik yaitu untuk membuat anak menjadi cerdas, sebagai orang Islam harus berilmu. Islam jaya di abad keemasan karena menguasai ilmu," tuturnya.
Umat Islam, menurutnya, perlu memiliki akhlakul karimah yang tidak hanya formalitas, apa yang diucapkan harus sejalan dengan tindakan. “Akhlak harus sejalan dengan perilakunya,” tutur Haedar.
Diakhir, Haedar berharap SD Muhammadiyah Sukonandi dapat mencetak generasi emas yang berilmu, cerdas, dan berakhlakul karimah.
“Guru harus menjadi pendidik dan bukan hanya sebagai pengajar atau bukan hanya untuk mengejar sertifikasi. Hal tersebut bisa tercipta apabila guru bisa jadi pendidik," jelasnya.
Untuk orang tua, tambah Haedar, jangan hanya menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak pada guru. “Orang tua memiliki andil juga dalam mendidik anak,” tegas Haedar. (adi)