Jangan Remehkan Ahli Wirid Meski Belum Dapat Karomah
Syaikh Ibnu Athailah As-Sakandari melalui kitab tasawuf Al-Hikam, memberi peringatan agar seorang mukmin senantiasa memelihara kemampuannya berdzikir.
اِذاَ رَأيْتَ عَبْداً أقاَمهُ اللهُ تعالى بِوُجُودِ الاَورَدِ وَاَدَمَهُ عليهاَ مَعَ طُولَ الامساَدَ فَلاَ تـَسْتحْقِرَنَّ ماَمنَحَهُ مَولاهُ لاَنَّكَ لم تَرَعليهِ سِيماَ العاَرِفِينَ ولاَ بَهْجَةَ المُحِبِّينَ فَلولاَ واَرِدٌ ماكاَنَ وِرْدٌ
"Jika engkau melihat seseorang yang ditetapkan oleh Allah dalam menjaga wiridnya, dan sampai lama tidak juga menerima karunia [keistimewaan] dari Allah (warid), maka jangan engkau rendahkan [remehkan] pemberian Tuhan kepadanya, karena belum terlihat padanya tanda orang arif, atau keindahan orang cinta pada Allah, sebab sekiranya tidak ada warid [karunia Allah], maka tidak mungkin ada wirid."
Penjelasan (Syarah)
Wirid dan warid yang telah diterangkan pada Hikmah 64 disinggung lagi dalam Hikmah 77 ini.
Wirid ialah macam-macamnya ibadah yang dikerjakan oleh hamba, seperti sholat, puasa, dzikir, baca Al-Quran, baca shalawat dan lainnya.
Jadi apabila Anda merendahkan pemberian Allah pada sebagian hamba yang berupa wirid itu berarti Anda kurang tatakrama pada hamba tersebut.
Hamba Allah yang mendapat keistimewaan dari Allah ada dua macam:
1. Muqarrabin.
2. Abror.
Adapun hamba yang muqarrabin yaitu mereka yang telah dibebaskan dari kepentingan nafsunya, dan ia hanya sibuk menunaikan ibadah dan taat kepada Allah, karena merasa sebagai hamba yang mengharapkan keridhoan Allah semata-mata, dan mereka ini juga yang disebut Arifin, Muhibbin.
Adapun orang Abrar yaitu mereka yang masih merasa banyak kepentingan dunia / nafsu keinginannya, dan mereka juga mengerjakan ibadah kepada Allah, mereka masih menginginkan masuk ke Surga dan selamat dari neraka. Dan mereka yang dinamakan orang Zahid dan Abid.
Dan masing-masing mendapat karunia sendiri-sendiri di dalam tingkat derajatnya yang langsung dari Allah Ta'ala.
Sebenarnya seseorang yang mendapat taufik dan hidayah dari Allah, sehingga dia istiqamah dalam menjalankan suatu wirid [taat ibadah], berarti telah mendapat karunia dan rahmat yang besar sekali, sebab ia telah diberi kunci oleh Allah untuk membuka dan menghasilkan karunia yang lain dan kebesaran Allah.
Kesimpulan:
1. Muqarrabin adalah orang yang sangat dekat dan intim kepada Allah.
2. Arifin adalah orang yang sangat mengenal Allah.
3. Muhibbin adalah orang yang sangat mencintai Allah melebihi cinta pada dirinya sendiri.
4. Abrar adalah orang yang senang dan senantiasa berbuat kebaikan-kebaikan karena Allah.
5. Zahid adalah orang yang sangat berhati-hati pada keserakahan nafsu, syahwat dan rakus pada harta, jabatan dan kesenangan duniawi.
6. Abid adalah orang yang sangat rajin beribadah kepada Allah.
*) Berdasar kitab, Al-Imam Asy-Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atha'illah As-Sakandari, Kitab Al-Hikam, Pasal 77
Advertisement